Berkas:Cangkuang Depan.jpg
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Cangkuang_Depan.jpg (250 × 188 piksel, ukuran berkas: 8 KB, tipe MIME: image/jpeg)
Berlebaran Di Candi Cangkuang
Oleh: Ibnu Adam Aviciena
(ibnuaviciena@yahoo.com)
Garut-Sebagian orang memanfaatkan libur lebaran dengan berkunjung ke rumah saudara, berziarah ke kuburan, atau rekreasi ke objek wisata. Untuk yang berada di daerah Garut dan sekitarnya Situ (danau) dan Candi Cangkuang bisa dimanfaatkan. Situ dan Candi Cangkuang berada di Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Jaraknya dari jalan raya ke Situ dan Candi Cangkuang sekitar tiga kilometer. Pengunjung bisa memanfaatkan jasa angkutan umum (angkot), ojek, atau delman. Ongkosnya tiga sampai lima ribu rupiah.
Pada H2 kemarin objek wisata ini dikunjungi ribuan orang. Mereka datang dari Garut, Bandung, Jakarta, dan beberapa kota lainnya. Sejumlah pengunjung mengaku baru pertama kali datang ke sana.
Candi Cangkuang yang berada di Pulo Panjang dahulunya sepenuhnya dikelilingi danau atau situ dalam bahasa Sunda. Namun karena terjadi pendangakalan danau itu sekarang tinggal separuh, separuhnya lagi dimanfaatkan untuk sawah. Untuk mencapai ke Pulau Panjang seorang pengunjung harus naik getek. Satu getek bisa memuat sampai dengan 20 penumpang. Seorang penumpang dikenai biaya tiga ribu rupiah. Ongkos sebesar itu digunakan untuk pulang pergi.
Pulo Panjang, pulau tempat Candi Cangkuang, tidak terlalu luas. Hampir seluruh pulau itu digunakan sebagai pekuburan. Bagian puncak pulau merupakan pekuburan Embah Dalem Arif Muhammad, tokoh yang dipercaya menyebarkan agama Islam, di daerah tersebut.
Berdasarkan catatan sejarah candi ini dibangun pada abad ke-8. Candi ini ditemukan pada 9 Desember 1966, diteliti dan digali pada 1967 sampai dengan 1968, dan mengalami pemugaran pada 1974 sampai dengan 1976.
Salah seorang yang memanfaatkan Situ dan Candi Cangkuang adalah Andi Rohman. Ia datang dari Bintaro Jakarta ke Candi Cangkuang untuk tujuan rekreasi. Ia mengaku cukup menikmati pemandangan di objek wisata tersebut. Hanya saja, katanya, Situ dan Candi Cangkuang kurang promosi.
Sedangkan Iis Nuraini seorang pengunjung lokal yang datang pada H2 mengaku menyayangkan kondisi objek wisata ini. “Sekarang kondisi Candi Cangkuang telah berubah banyak. Kondisinya tidak seperti saya pertama kali ke sini,” katanya.
Dengan segala kekurangannya, objek wisata ini tetap mampu menarik ribuan orang pada masa lebaran ini. Dengan keberadaan candi, rumah adat, situ, museum, dan pemandangan gunung serta sawah, lebih dari seribu orang tiap bulannya datang ke sini. Tidak saja pengjung lokal Indonesia melainkan juga dari luar negeri. “Ada dari Inggris, Singapura, Jepang, dan kebanyakan dari Belanda,” kata Jiji seorang penjaga museum Candi Cangkuang.
[sunting] Jenis lisensi
Gambar/foto ini berhak cipta. Diyakini bahwa penggunaan gambar-gambar demikian untuk mengilustrasikan:
- tokoh, produk, peristiwa yang sedang dibahas di mana alternatif bebas lainnya tidak tersedia,
- di Wikipedia berbahasa Indonesia, yang dilayani oleh server-server organisasi nirlaba, Yayasan Wikimedia yang terletak di Amerika Serikat,
dapat dikualifikasikan sebagai penggunaan adil (fair use) di bawah Undang-Undang Hak Cipta Amerika Serikat.
Menggunakan gambar ini untuk kegunaan lain dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak cipta.
Versi terdahulu
Klik suatu tanggal untuk melihat versi berkas pada tanggal tersebut.
Keterangan: (skr) = ini adalah berkas yang sekarang, (hps) = hapus versi lama ini, (kbl) = kembalikan ke versi lama ini.
- (hps) (skr) 16:08, 3 Agustus 2006 . . Andri.h (Pembicaraan | kontribusi) . . 250×188 (7.831 bita) (Candi Cangkuang Tampak depan http://jibis.pnri.go.id (Galeri Citra))
- Sunting berkas ini dengan aplikasi luar
Lihat instruksi pengaturan untuk informasi lebih lanjut.
Pranala
Halaman-halaman berikut memiliki pranala ke berkas ini: