Museum Geologi Bandung
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia |
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency) dan dibuka kembali secara resmi oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai sebuah monumen bersejarah, museum ini dianggap sebagai peninggalan nasional dan berada di bawah perlindungan pemerintah. Museum ini menyimpan dan mengelola materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral, yang dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
1. SEJARAH SINGKAT KEHIDUPAN Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4.600.000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tatasurya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevousi. Perkembangan tumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku), Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga). Sedangkan perkembangan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian terakhir kali muncul manusia.
1.1 Masa Arkeozoikum (4,5 - 2,5 milyar tahun lalu) Arkeozoikum artinya Masa Kehidupan purba. Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrorfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun ''''
1.2 Masa Proterozoikum (2,5 milyar - 290 juta tahun lalu) Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
1.3 Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu) Kambrium berasal dari kata "Cambria" nama latin untuk daerah Wales, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit) Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
1.4 Jaman Ordovisium (500 - 440 juta tahun lalu) Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
1.5 Jaman Silur (440 - 410 juta tahun lalu) Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara.
1.6 Jaman Devon (410-360 juta tahun lalu) Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau.
1.7 Jaman Karbon (360 - 290 juta tahun lalu) Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
1.8 Jaman Perm (290 -250 juta tahun lalu) Perm adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia. Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah. Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
1.9 Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu) Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
1.10 Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu) Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
1.11 Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu) Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia.
1.12 Zaman Tersier (65 - 1,7 juta tahun lalu) Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. Pada zaman Tersier - Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global.
1.13 Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu - sekarang) Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.
2. GEOLOGI INDONESIA
2.1 Hipotesis Terjadinya Bumi dalam Sistem Tata Surya Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Satu teori yang dinamakan "Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap, yaitu : 1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar, 2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari. 3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
Asteroid adalah salah satu anggota keluarga matahari, apabila bergerak terlalu dekat dengan bumi, gravitasi bumi akan menarik asteroid tersebut ke atmosfir bumi, bergesekan dan terbakar. Bagian yang tidak habis terbakar jatuh di bumi disebut meteorit. Secara umum meteorit dapat dikelompokkan menjadi 3 grup : 1. Meteorit besi (siderit, formulasi unsur Fe dan N) 2. Meteorit campuran besi - batu (sicerolit) 3. Meteorit batu (aerolit, komposisi utama adalah silikat/SiO2)
2.1.1 Tektit Nama tektit berasal dari bahasa Yunani "tektos" yang berarti cair, lelelh. Biasanya tektit berwarna hitam, hijau atau coklat, bersifat "amorf", secara fisik mempunyai kemiripan dengan obsidian. Tektit terjadi sebagai dampak tumbukan meteorit dengan permukaan bumi, dimana akibat dari tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya loncatan material yang bersifat cair yang kemudian membeku dengan cepat. Tektit berukuran hanya beberapa gram, kadang-kadang ada yang mencapai berat 12 kg. Tektit mempunyai bentuk-bentuk yang unik diantaranya ada yang berbentuk kancing, bel, oval, tetesan air mata. Penamaan tektit diambil dari tempat dimana tektit tersebut ditemukan, contoh : Moldavit (dari Moldavia, Cekoslovakia), Philippinit (dair Filipina), Javanit (dari Jawa), Bilitonit (dari Biliton/Belitung).
2.2 Tatanan Tektonik Indonesia
2.2.1 Tektonik Lempeng Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng.
2.2.2 Lempeng dan pergerakannya Menurut teori ini kerakbumi (lithosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas, atau bisa juga disamakan dengan pulau es yang mengapung di atas air laut. Ada dua kjenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera. Kerakbumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerakbumi ini pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerakbumi. Dengan demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya. Arus konvensi tersebut merupakan sumber kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng.
2.2.3 Akibat Pergerakan Lempeng Pergerakan lempeng kerakbumi ada 3 macam yaitu pergerakan yang saling mendekati, saling menjauh dan saling berpapasan. Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara. Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerakbumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel membentuk jalur magmatik atau gunungapi. Contoh pembentukan gunungapi di Pematang Tengah Samudera di Lautan Pasific dan Benua Afrika. Pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.
2.2.4 Kegiatan Tektonik Pergerakan lempeng kerakbumi yang saling bertumbukan akan membentuk zona sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja baik horizontal maupun vertikal, yang akan membentuk pegunungan lipatan, jalur gunungapi/magmatik, persesaran batuan, dan jalur gempabumi serta terbentuknya wilayah tektonik tertentu. Selain itu terbentuk juga berbagai jenis cekungan pengendapan batuan sedimen seperti palung (parit), cekungan busurmuka, cekungan antar gunung dan cekungan busur belakang. Pada jalur gunungapi/magmatik biasanya akan terbentuk zona mineralisasi emas, perak dan tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan ditemukan mineral kromit. Setiap wilayah tektonik memiliki ciri atau indikasi tertentu, baik batuan, mineralisasi, struktur maupun kegempaanya.
2.2.5 Perkembangan Tatanan Tektonik Indonesia Pada 50 juta tahun yang lalu (Awal Eosen), setelah benua kecil India bertubrukan dengan Himalaya, ujung tenggara benua Eurasia tersesarkan lebih jauh ke arah tenggara dan membentuk kawasan Indonesia bagian barat. Saat itu kawasan Indonesia bagian timur masih berupa laut (laut Filipina dan Samudra Pasifik). Lajur penunjaman yang bergiat sejak akhir Mesozoikum di sebelah barat Sumatera, menyambung ke selatan Jawa dan melingkar ke tenggara - timur Kalimantan - Sulawesi Barat, mulai melemah pada Paleosen dan berhenti pada kala Eosen. Pada 45 juta tahun lalu. Lengan Utara Sulawesi terbentuk bersamaan dengan jalur Ofiolit Jamboles. Sedangkan jalur Ofiolit Sulawesi Timur masih berada di belahan selatan bumi. Pada 20 jutatahun lalu benua-benua mikro bertubrukan dengan jalur Ofiloit Sulawesi Timur, dan Laut Maluku terbentuk sebagai bagian dari Lut pilipina. Laut Cina Selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara Serawak - Sabah mulai aktif. Pada 10 juta tahun lalu, benua mikro Tukang Besi - Buton bertubrukan dengan jalur Ofiolit di Sulawesi Tenggara, tunjaman ganda terjadi di kawasan Laut Maluku, dan Laut Serawak terbentuk di Utara Kalimantan Pada 5 juta tahun lalu, benua mikro Banggai-Sula bertubrukan dengan jalur ofiolit Sulawesi Timur, dan mulai aktif tunjangan miring di utara Irian Jaya-Papua Nugini.
2.3 Dunia Batuan dan Mineral
2.3.1 Batuan Batuan tersusun atas bahan yang disebut mineral, yang merupakan senyawa kimia padat yang terbentuk secara alami. Jadi mineral adalah bahan pembentuk batuan. Batuan dapat tersusun oleh satu mineral atau campuran beberapa macam mineral. Batuan dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1. Batuan bekuan disusun oleh mineral hasil pembekuan magma. 2. Batuan endapan sebagai hasil pengendapan rombakan batuan yang diangkut oleh air (sungai) dan terendapkan pada suatu cekungan seperti laut, danau, sungai atau rawa. 3. Batuan malihan berasal dari batuan bekuan dan batuan endapan yang termalihkan susunan mineralnya atau batuan malihan yang termalihkan ulang. Pemalihan susunan mineral disebabkan karena peningkatan suhu dan tekanan
2.3.2 Mineral Mineral berasal dari magma yaitu suatu cairan silikat kimia, baik logam maupun non logam. Mineral ini terbentuk karena proses kristalisasi pada temperatur tertentu ketika terjadi proses pendinginan. Secara fisik, mineral ini merupakan kristal dalam berbagai bentuk, hal ini tergantung kedudukan dan banyaknya bidang kristal. Warnanya berbagai macam mencerminkan komposisi unsur yang menyusunya. Mineral setelah mengalami pengolahan seperti pemotongan dan penggosokan akan bertambah indah bentuk dan warnanya, sering disebut batu permata yang bisa dipakai sebagai perhiasan. Sekitar 100 jenis disebut sebagai batu permata. Batu permata ini sangat banyak jenisnya tetapi jarang ditemukan dan sangat berharga. Mineral yang digunakan sebagaibatu permata mempunyai kekerasan yang besar.
2.4 Gunungapi Gunungapi atau sering disebut gunung berapi adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi. Indonesia mempunyai 129 buah gunungapi aktif atau sekitar 13% dari gunungapi aktif didunia. Seluruh gunungapi tersebut berada dalam jalur tektonik yang memanjang mulai dari Pulau-pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kep. Banda, Halmahera dan Kep. Sangir Talaud yang menempati seperenam dari luas daratan Nusantara. lebih dari 10% populasi penduduk berada dikawasan rawan bencana gunungapi. Selama 100 tahun terakhir lebih dari 175 ribu manusia menjadi korban akibat letusan gunungapi. Salah satu upaya penanggulangan terhadap dampak bahaya letusan gunungapi dengan tujuan meminimalkan bencana yang mungkin terjadi dibuat Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi. Peta tersebut digunakan oleh Pemda setempat dan masyarakat sebagai petunjuk dalam usaha penyelamatan diri dari ancaman bahaya letusan gunungapi. Disamping itu, peta ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah di suatu kawasan gunungapi. Pengamatan gunungapi berupa penyelidikan dan pemantauan merupakan suatu upaya untuk mengetahui sifat serta ciri erupsi dan tingkat kegiatan gunungapi. Gunungapi selain dapat menimbulkan bencana, juga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Manfaat tersebut berupa sumberdaya bahan galian, sumberdaya energi dan sumberdaya lingkungan yang dapat diupayakan untuk kesejahteraan umat manusia.
2.4.1 Magma Magma adalah cairan silikat pijar bersuhu antara 9000 sampai dengan 14000 yang terdapat di dalam bumi di bawah tubuh gunungapi.
2.4.2 Kawah Utama Lubang erupsi berdiameter kurang dari atau sama dengan 2 km yang terletak di bagian puncak gunungapi, sebagai hasil erupsi pusat.
2.4.3 Pipa Kawah Suatu lubang/rekahan yang merupakan bidang lemah pada kerak bumi, tempat magma menerobos ke permukaan bumi (terjadinya erupsi gunungapi).
2.4.5 Kawah samping Lubang erupsi berdiameter kurang dari datau sama dengan 2 km yang terletak di bagian lereng tubuh gunungapi, sebagai hasil erupsi samping.
2.4.6 Kerucut Parasit Kerucut yang terbentuk dari akumulasi material hasil erupsi di luar kawah utama, yang terletak di bagian tubuh gunungapi dengan ukuran lebih kecil dari kerucut gunungapi utamanya.
2.4.7 Leleran Lava Lava yang mengalir dari lubanga kawah, sebagai akibat magma yang keluar ke permukaan bumi secara efusi.
2.5 Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : 1. Gempa Bumi Gempa bumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman tertentu. Kerak bumi tempat kita tinggal ini terdiri dari sejumlah lempeng atau bongkahan besar yang selalu bergerak, pergerakan itu menyebabkan terlepasnya energi yang menimbulkan getaran sehingga dapat mengguncang permukaan bumi. Peristiwa itulah yang disebut gempabumi. Setiap hari terjadi puluhan bahkan ratusan gempabumi di muka bumi ini, hanya saja kebanyakan kekuatannya kecil sekali sehingga tidak terasa oleh kita. Gempa bumi dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor : 1. Pergerakan lempeng. Jenis ini disebut gempa tektonik, umumnya regional dan sangat merusak. 2. Kegiatan gunungapi yang disebut gempa vulkanik. Umumnya gempa jenis ini terjadi setempat. 3. Kegiatan manusia yang disebut gempa buatan atau gempa tiruan, umumya setempat dan tidak selalu dibuat.
1.1 Kekuatan Gempa Ada dua cara yang hasilnya untuk menyatakan besarnya kekuatan gempa bumi yaitu skala Modifikasi Intensitas Mercalli dan Skala Richter. Skala Modifikasi Intensitas Mercalli menyatakan kekuatan gempabumi yang digambarkan oleh kerusakan yang ditimbulkannya. Ilustrasi skala Modifikasi Intensitas Mercalli
Skala
1 : Tidak terasa 2 : Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi 3 : Getaran dirasakan seperti ada truck lewat 4 : Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda yang bergantung bergerak 5 : Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil diatas rak dapat berjatuhan. 6 : Terasa oleh hampir semua orang, plester diding rusak. 7 : Tembok yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri. 8 : Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan. 9 : Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan yang parah. 10 : Jembatan, bendungan dan tanggul rusak, terjadi tanah longsor. 11 : Rel kereta api hancur. 12 : Seluruh bangunan hancur dan porak poranda.
2. Letusan Gunung Berapi Indonesia merupakan negara yang paling banyak memiliki gunung api di dunia. Tidak kurang dari 500 buah gunungapi yang tersebar di Indonesia dan 129 diantarnya merupakan gunungapi aktif, sekitar 70 dari gunungapi aktif tersebut sering meletus. Bahaya gunungapi adalah bahaya yang ditimbulkan oleh letusan/kegiatan yang menyemburkan benda padat, cair dan gas serta campuran diantaranya yang mengancam dan cenderung merusak serta menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta dalam tatanan kehidupan manusia. Bahaya gunung api dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu bahaya secara langsung (primer) dan bahaya secara tidak langsung (sekunder). Kedua bahaya tersebut dapat menimbulkan kerugian harta benda dan jiwa manusia. Bahaya langsung (primer) merupakan bahaya yang ditimbulkan secara langsung pada saat terjadi letusan gunungapi. Hal ini disebabkan oleh tandaan material yang langsung dihasilkan oleh letusan gunungapi seperti : aliran lava, atau leleran batu pijar, aliran piroklastika atau awan panas, jatuhan piroklastika atau hujan abu lebat, lontaran material pijar. Selain itu bahaya primer juga dapat ditimbulkan karena hembusan gas beracun. Bahaya tidak langsung (sekunder) merupakan bahaya akibat letusan gunungapi yang terjadi setelah atau selama letusan gunungapi tersebut terjadi. Bahaya tidak langsung yang umumnya terjadi di Indonesia adalah bahaya lahar. Lahar merupakan massa berupa campuran air dan material lepas berbagai ukuran hasil letupan gununguapi yang mengalir menuruni lereng dan terendap kembali pada lokasi yang lebih rendah. Biasanya lahar terbentuk karena adanya hujan lebat pada saat atau beberapa saat setelah letusan terjadi. Derajat bahaya erupsi suatu gunungapi tergantung dari beberapa faktor diantaranya : - Sifat erupsi - Keadaan lingkungan dan kepadatan penduduknya - Sifat gunungapi itu sendiri.
2.1 Manfaat Gunungapi Selain berbahaya gunungapi merupakan anugerah Tuhan YME. bagi manusia asal saja kita mengetahui cara memanfaatkannya. Manfaat gunungapi terangkum dalam tiga kelompok sumberdaya gunungapi, yaitu : - Sumberdaya Energi : • Energi panasbumi dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. • Aliran sungai bervolume besar dan deras dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. - Sumberdaya Bahan Galian Industri : • Material yang dihasilkan dari letusan/kegiatan gunungapi dapat dijadikan sebagai bahan galian industri seperti yarosit dan belerang untuk bahan industri kimia dan farmasi, tawas untuk penjernih air serta pasir, batu bongkah dan kerikil untuk bahan bangunan. - Sumberdaya Lingkungan : • Keindahan panorama gunungapi dapat menjadi daya tarik pariwisata. • Hujan lebat di kawasan gunungapi dapat menjadikan gunungapi sebagai daerah konservasi air. • Kawasan gunungapi merupakan kawasan cagar alam dan suaka margasatwa. • Kawasan gunungapi yang subur dapat dijadikan lahan industri pertanian seperti padi, sayuran, teh, cengkeh dan lain sebagainya.
3. Tsunami Tsunami adalah gelombang pasang yang disebabkan oleh gempabumi atau longsoran di lereng dasar laut. Gelombang pasang semacam ini bisa melanda daerah pantai sampai puluhan meter tingginya dan ratusan meter jauhnya dari pantai, sehingga menyapu dan merusak segala apa yang ada di pantai dan di daratan.
4. Gerakan Tanah Gerakan tanah adalah perpindahan material pembentuk lereng, berupa batuan, tanah, bahan timbunan dan material campuran yang bergerak kearah bawah dan keluar dari lereng.
2.6 Kegiatan Penelitian Jauh sebelum abad ke 19 telah dilakukan sejumlah kegiatan penyelidikan ilmu kebumian, yang paling berhasil adalah geodesi dengan "bapak" pendirinya Eratosthenes (275-194 S.M.). Pada abad 18 James Hutton merintis geologi modern dengan konsep "Present is the key to the past". Pada abad 19 mulailah berkembang ilmu kebumian dengan segala cabang kegiatannya seperti : paleontologi, petrologi, geokimia dan lain-lain.
3. GEOLOGI UNTUK KEHIDUPAN Tanpa disadari geologi telah menjadi bagian dari seluruh kegiatan kita sehari-hari, muali dari pemafaatan mineral sampai musibah yang kita alami yang berkaitan dengan alam, semua itu tercakup dalam geologi. 3.1 Eksplorasi dan Eksploitasi Sumberdaya Mineral 3.1.1 Eksplorasi Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat. Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan. Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik-baiknya dengan memperhitungkan untung-ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan daerah eksplorasi tersebut. Perencanaan eksplorasi meliputi beberapa hal sebagai berikut : • Pemilihan daerah ekslorasi • Studi pendahuluan • Perencanaan eksplorasi dan pembiayaannya • Hasil serta tujuan yang didapatkan dari seluruh operasi.
Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya. Penyelidikan tersebut adalah : 1. Penyelidikan Geologi 2. Penyelidikan Geokimia Penyelidikan ini dilaksanyakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam, senyawa kimia dan unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada. 3. Penyelidikan Geofisika Penyelidikan ini terdiri atas 4 metoda yaitu : • Metoda Geolistrik • Metoda Seismik • Metoda Magnet • Metoda Gaya berat / Gravitasi
4. Pemboran Eksplorasi Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral, kualitas dan kalkulasi cadangan kasar/minimum untuk dapat ditambang secara ekonomis.
3.1.2 Eksploitasi Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu, galian padat dan bahan galian cair serta gas.
3.1.2.1 Bahan Galian Padat Untuk memperoleh bahan galian yang bersifat padat dapat dilakukan penambangan secara terbuka dan penambangan bawah tanah
3.1.2.2 Penambangan terbuka. Jenis penambangan ini dilakukan untuk memperoleh bahan galian padat yang biasanya terdapat tidak jauh dari permukaan tanah. Contoh bahan galian tersebut adalah emas, batubara, batu gamping, sirtu dan lain-lain.
3.1.2.3 Penambangan bawah tanah Jenis penambangan ini dilakukan dengan membuat terowongan untuk memperoleh bahan galian padat. Contohnya emas, batubara dan lain-lain yang biasanya terdapat di bawah permukaan tanah.
3.1.2.4 Bahan Galian Cair dan Gas Untuk memperoleh bahan galian yang bersifat cair dan gas hanya dapat dilaksanakan dengan cara pengeboran, karena jenis bahan galian ini terdapat jauh dibawah permukaan tanah. Pengusahaan bahan galian cair dan gas berdasarkan lokasi keterdapatannya dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Pemboran Daratan (Onshore Drill Rig), bila bahan galian ini berada di daratan 2. Pemboran Lepas Pantai (Offshore Drill Rig), bila bahan galian ini terdapat di lepas pantai atau laut. Dalam pelaksanaan eksploitasi diperlukan analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sebelum pelaksanaan kegiatan penambangan agar dampak negatif yang ditimbulkan dapat ditekan seminimal mungkin. Usaha pemeliharaan, perlindungan dan pelestarian (Konservasi) serta perbaikan lingkungan (Reklamasi) dilaksanakan setelah kegiatan eksplorsi berjalan.