Pembicaraan:Trucuk, Klaten
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
02. Ketandan dan Destrikan - Wonosari - Trucuk
Merupakan daerah yang penduduknya sebagian besar sebagai petani. Dimana pada saat musim kemarau, TEMBAKAU adalah sebagai komoditi utama pertanian. Usaha pertanian/perkebunan ini dilakukan sejak penjajahan belanda dan diteruskan sampai sekarang oleh anak cucu.
Dapat diceritakan usaha pertanian/perkebunan tembakau ini dimulai dengan pembibitan yang dilakukan oleh beberapa orang dikampung ketandan/destrikan. Perawatan bibit tembakau ini harus memperhatikan teknik-teknik pembibitan dan harus rajin dalam merawatnya. Setelah bibit setinggi 4-8 cm, siaplah untuk ditanam disawah-sawah petani. Bibit ini dapat diperjualbelikan kepada petani yang memerlukan bibit tembakau. Harga perkiraan bibit tembakau, kurang lebih Rp.20 /bibit pohon.
Setelah mempersiapkan lahan maka bibit siap untuk ditanam. Penanaman tembakau ini perlu perawatan yang ekstra agar mendapatkan hasil yang baik dan bermutu.
Pada kesempatan ini, yang akan saya FOKUS kan adalah, Industri Tembakau Asepan (Tembakau dikeringkan dengan teknik ASAP).
Setelah panen, maka tembakau akan dikeringkan dengan teknik ASAP. Dalam teknik pengASAPan ini, menggunakan standard pengalaman dari empunya si pemilik tembakau. Tapi secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sunduk Tembakau setelah dipanen, selanjutnya disunduk (Seperti disate) pada gagang tembakau tersebut
2. Dholog (Bambu sepanjang 2M) Tembakau yang sudah disunduk, selanjutnya didholog-in. Caranya, diambil 2 buah dholog yang panjangnya sama, dan sunduk-an tembakau dimasukkan kedalam sela-sela dholog. Untuk selanjutnya fungsi dholog untuk menahan daun-daun tembakau yang telah di-sunduk.
3. Baren (Tempat Pengasapan) Luas sebuah baren sekitar L:5M dan P:10M, yang didalamnya disekat2-menggunakan bambu, untuk meletakkan gagang dholog.
4. Pra Pengasapan 1 Daun-daun tembakau yang masih hijua didalam baren, dibiarkan sekitar 3 hari, agar daun-daun menjadi kuning/coklat untuk mempengaruhi warna
5. Pra Pengasapan 2 Pengasapan tahap awal, dibuat 1-3 buah gundukan bahan asapan (Bahan asapan terdiri dari, jerami, sekam, ampas tebu, dan tetes tebu) dilakkan pagi dan sore selama kurang lebih 2-3 hari.
6. Pengasapan penuh Pengasapan dengan bahan baku ampas tebu, sekam ditambah kayu sekedarnya. Pada proses ini ampas tebu dan sekam yang dominan.
7. Pemanasan Pada proses ini, kayu yang menjadi dominan bahan bakunya. Pada proses ini HARUS HATI-HATI. Sering terjadinya kebakaran ada di bagian proses ini.
8. Pendinginan Setelah tembakau kering, selanjutnya dilakukan pendinginan, pembuangan abu pembakaran. Pendinginan ini berupa pendinginan tembakau, pendinginan abu sisa pembakaran, dengan menggunakan air.
9. Hasil Pengasapan Setelah dingin, tembakau diturunkan dari tempat pengasapan (BAREN), selanjutnya akan dilakukan proses seleksi terhadap KLAS tembakau.
10. Seleksi Klas (Sortir) Dilakukan pengelompokan terhadap kualitas daun-daun tembakau.
11. Pengepakan (istilahnya di BAL) Sesuai dengan kelasnya, tembakau kering siap di bungkus/pack. Berat pengepakan ini sekitar 100-120 KG. Pengepakan dilakukan oleh sekitar 4 orang, menggunakan alat PRESS.
12. Penjualan Penjualan dilakukan kepada pedagang menengah sebagai bahan CERUTU atau campuran rokok nasional.
Sumber : Pengalaman hidup seorang anak petani tembakau,
Orang Tua : Dimin Hadimulyanto
Sigit Yunanto, ST (Sarjana Teknik Komputer)
Ketandan, No 1 RT01 /03, Wonosari, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah
Sekarang di Jakarta, seegeat@yahoo.com