Ahmad al-Muhajir
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sayyidina Muhajir ilaLlah Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Uraidhi bin Ja'afar As-Sodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husin putera Sayyidina Ali bin Abu Tholib dan Sayyidatina Fathimah Az-Zahro bin Muhammad Rasulullah s.a.w.
Dilahirkan pada tahun 241H (820 M) menurut al-Qirtas oleh Sayyid Ali bin Hasan, Al-Imam Ahmad bin Isa dinamakan Al-Muhajir karena beliau meninggalkan Basrah, Iraq pada zaman pemerintahan Khalifah Abbassiyah yang berpusat di Baghdad, pada tahun 317H (896 M). Mula-mula ke Madinah dan Mekkah, kemudian pada tahun 318 H dari Mekkah ke Yaman kurang lebih sekitar tahun 319H.
Beliau berhijrah disebabkan karena banyaknya fitnah yang terjadi di Iraq pada waktu itu -- banyak para ahlul bait keturunan Rasulullah diburu atau bahkan dibunuh karena pemerintah khawatir kalau mereka mau mengambil-alih kekuasaan. Diperkirakan 70 orang mengikuti beliau berhijrah.
Imam Ahmad Al-Muhajir ialah seorang Imam Mujtahid, yang lebih banyak diikuti daripada mengikuti.
Beliau wafat pada tahun 345h (924 M) di Husayyisah, sebuah kota antara Tarim dan Seiyun, Hadhramaut. Makam beliau di atas sebuah bukit merupakan di antara yang pertama kali diziarahi oleh para pengunjung ke Hadhramaut.
Semua para sayyid dari keluarga BaAlawi, Hadhramaut bernasab kepada beliau. Sebagian besar para Wali Songo di Indonesia juga adalah keturunan Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa.
![]() |
Artikel mengenai biografi tokoh ini adalah suatu tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |