Daftar tokoh wayang
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia |
Daftar isi |
[sunting] Daftar Tokoh Wayang
Di bawah ini disajikan daftar tokoh-tokoh yang muncul dalam kisah Wiracarita, Ramayana dan Mahabharata yang sering dipentaskan dalam pertunjukan wayang:
[sunting] Dewa - Dewi Para Wayang
- Sang Hyang Tunggal
- Batara Guru
- Batara Bayu
- Batara Wisnu
- Batara Kamajaya
- Batara Indra
- Batara Brahma
- Batara Narada
- Batara Yamadipati
- Batara Surya
- Batara Candra
- Batara Kala
- Betari Durga
[sunting] Ramayana
- Rama Wijaya
- Laksmana
- Sinta
- Satrugna
- Subali
- Sugriwa
- Hanoman
- Rahwana
- Wibisana
- Dasarata
- Jatayu
- Sumitra
- Kosalya
- Sarpakenaka
- Anggada
- Anila
- Jembawan
- Parashurama
- Garuda Jatayu
- Kumbakarna
- Wilkataksini
- Indrajit
- Trisirah
- Trinetra
- Trikaya
- Prahastha
[sunting] Mahabharata
Mahabarata menceritakan perebutan kekuasaan antara pihak Pandawa dan Kurawa yang masih bersaudara. Pertarungan antara kedua pihak tersebut memuncak dalam sebuah perang besar Baratayuda.
[sunting] Pandawa
- Yudistira (nama lainnya : Darmawangsa, Darmakusuma, Kantakapura, Gunatalikrama, Sami Aji )
- Bima (nama lainnya : Werkudara, Brata Sena, Harya Sena, Bayu Putra, Bayusuta, Dandun Wacana, Kusuma Waligita)
- Arjuna (nama lainnya : Janaka, Parta, Panduputra, Kumbawali, Margana, Kuntadi, Indratanaya, Prabu Kariti, Palgunadi, Dananjaya)
- Nakula (nama lainnya : Pinten)
- Sadewa (nama lainnya : Tansen)
- Yudistira, Bima dan Arjuna adalah putra Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti
- Nakula dan Sadewa adalah putra Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim
asal usul tokoh Kresna
[sunting] Pihak Pandawa
- Pandu Dewanata
- Kresna
- Srikandi
- Gatotkaca
- Abimanyu
- Parikesit
- Drupadi
- Antareja
- Antasena
- Wisanggeni
- Dewi Kunti
- Dewi Madrim
[sunting] Kurawa
- Dretarastra
- Duryodana, Suyodana
- Dursasana
- Durmogati
- Kartamarma
- Jayadrata
- Citraksa
- Citraksi
- Dursala
- Dursilawati
- Aswatama
- Karna*
- Durna*
- Bhisma*
- Sakuni
[sunting] Pihak Kurawa
- RAJA:Duryudana,Suyudana,Destarata Putra,Kuru Pati,Jaka Pitana
Satria yang tak mau bersedekah sama sesama,bersifat dengki srei sama sesama,putra dari prabu Destarata, satria titisan darah Kuru,dan dikala muda sudah memangku jabatan.
- PATIH:Arya Sangkuni atau Sankuni,Arya Suman.
- Pendita:Begawan resi Dorna,pendita Drona,resi Kumboyana.
- Begawan Bisma:Begawan ini pernah menjadi senopati negara Astina dan mati yang prisipnya sama dengan
Kumbakarna dari Alengka dalam Ramayana yang maju kepalagan perang untuk membela bumi tanah kelahirannya. Bisma maju ke medan perang bukan untuk membela raja Astina yang jelas-jelas tidak baik,dan kematiannya oleh Srikandi yang telah dititisi dewi Amba.
- Dursasana:Panegak kurawa dari Banjarajumrut
- Aswatama:putra dari resi Dorna
- Kartamarma
- Tirtanata
- Durmogati
- Citraksi
- Citraksa
- Jayadrata : Jayajatra adalah adik ipar dari duryudhana, dia bukan berasal dari keluarga kurawa, kelahirannya adalah berasal dari "pujan" bungkusnya (kulit ari)pembungkus bima sewaktu lahir yang terbang ditiup angin ketika bima lahir akibat bungkusnya diinjak oleh gajah sena. bungkus tersebut kemudian diketemukan oleh seorang resi bernama Resi Sempani dan didoakan sampe kemudian berubah menjadi seorang anak dan diberi nama jayajatra. ketika dewasa jayadrata diwejang oleh orangtua asuhnya Resi Sempani untuk mengabdi pada Arya Bima tetapi ditengah jalan dia diiming2ngi oleh pihak kurawa kedudukan dan akan dikawinkan dengan adik duryudana, dan jadilah dia pada akhirnya membelot dan, menjadi sekutu pihak kurawa.
pada perang baratayudha Jayajatra adalah senopati yang mengeksekusi abimanyu ketika sudah dalam keadaan tak berdaya, namun keesokan harinya ganti dirinyalah yang dihabisi oleh sang ayah abimanyu yaitu arjuna.
- Dursala
- Dursilawati
- Burisrawa
- Karna, Basukarna, Surya Putra:putra dari Dewi Kunti yang juga ibu dari para Pandawa yang berkawan sama raka Astina prabu Duryudana, karena sakit hati tidak masuk/diakui sebagai anggota Pandawa Lima. Akhirnya harus bertarung dengan panengah Pandawa Raden Arjuna dan kalah.
sebenarnya dalam beberapa versi (dan umumnya dianut oleh para dalang jawa) mengatakan bahwa keikut sertaan karna dalam baratyudha dan berada dipihak kurawa adalah selain membalas budi pada kurawa atas segala derajat, pangkat dan kenikmatan yang telah diberikan, juga sebagai pendorong agar pihak kurawa mau dan berani untuk berperang melawan pihak pandawa dalam [baratayudha]. karena tanpa kehadiran Karna di pihak kurawa niscaya kurawa tidak pernah berani untuk berperang melawan pandawa. Karna ingin agar semua keangkara murkaan segera disirnakan dari muka bumi. karena itu karna ingin agar secepatnya baratayudha dapat digelar dan cita2 mulianya itu dapat segera terwujudnya. walaupun pada akhirnya dia sendiri yang harus menjadi tumbal.
- Resi Bisma
- Sankuni
- Salya
[sunting] Belum dipilah
- Satyawati
- Kunti
- Yuyutsuh
- Citraksa
- Citraksi
- Krepa
- Drestadyumna
- Baladewa
- Indra
- Satyaki
- Burisrawa
- Kretawarma,Kartamarma
- Janamejaya
- Ekalawiya
- Widura
- R.Samba, Wisnubroto
- Nala
- Damayanti
- Tirtanata
- Udawa
- Durmogati
- Sembodra
- Utara
[sunting] Punakawan
Punakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang seringkali berisi lelucon maupun wejangan. Biasanya sebelum muncul para punakawan pasti ada semacam kata pembuka yang diawali dengan: cth:
Goro-goro.... Goro garaning manungsa sak pirang-pirang, Yen diitung saka tanah jawa nganti bumi sebrang, Uripe manungsa kena kaibaratake kaya wayang, Mrana-mrene pikire mung tansah nggrangsang, Nanging keri-kerine mung oleh wirang. Goro-goro..... Wolak-walike jaman menungsa kakean dosa, Merga ora ngerti tata krama,senengane tumindak culika, lan nerak uger-ugere agama, Wani nekak janggane sapada manungsa Eling-eleng deweke duwe panguwasa Najan to olehe nekak ora pati loro, Nanging saya suwe ya saya kroso Ora sanak ora kadang waton atine bisa lega Goro-goro...... Goro-goro jaman kala bendu Wulangane agama ora digugu, Sing bener dianggep kliru sing slah malah ditiru, Bocah sekolah ora gelem sinau, Yen dituturi malah nesu bareng ora lulus ngantemi guru, Pancen prawan saiki ayu-ayu, Ana sing duwur tor kuru,ana sing cendek tor lemu, Sayang sethitek senengane mung pamer pupu. Goro-goro........ Goro-goro jaman,jaman kemajuan Uripe manungsa wis sarwa kecukupan, Ora kurang sandang,pangan,papan,lan pendidikan, Ananging malah akeh wong sing menggok ndedalan, Kayu,watu kanggo sesembahan,domino,lintrik kanggo panggautan, Senengae mung muja bangsane jin klawan syetan, Dasar menungsa sing tipis iman. Goro-goro.......... ada lanjutnya Pungkasane goro-goro medal Ki Lurah Petruk.........
[sunting] Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur, wayang kulit/wayang orang
[sunting] Versi Banyumas, wayang kulit/wayang orang
[sunting] Versi Jawa Barat, wayang golek
[sunting] Versi Bali
- Tualen
- Merdah
- Sangut
- Delem