Digitalis
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Digitalis |
|||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Digitalis purpurea
|
|||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | |||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
Sekitar 20 spesies, termasuk: Digitalis cariensis |
Digitalis, (Inggris: Foxglove, Jerman: Fingerhut) adalah genus dari sekitar 20 spesies tumbuhan dua tahunan atau tahunan, yang dahulu digolongkan ke keluarga Scrophulariaceae. Menurut penelitian ilmiah baru dalam bidang genetika, tumbuhan ini dapat digolongkan dalam keluarga Plantaginaceae. Bunga dari tumbuhan ini berbentuk seperti lonceng kecil dan warnanya berbeda menurut species dari ungu, merah muda, putih atau kuning. Tumbuhan ini berasal dari Eropa, Asia bagian barat dan tengah, serta Afrika utara.
Spesies yang paling dikenal adalah Digitalis purpurea. Ini adalah tumbuhan dua tahunan dan sering dikembang biakkan sebagai tanaman hias karena bunganya yang ungu. Tahun pertama, saat tanaman ini tumbuh, menghasilkan daun-daun dasar, sedangkan tahun kedua tumbuh daun-daun serta tangkai yang panjangnya menyampai 0,5 - 2,5 meter.
Nama "digitalis" juga digunakan untuk obat penyakit jantung, terutama digoksin yang diekstraksi dari tanaman ini.
Daftar isi |
[sunting] Kegunaan sebagai obat
Kegunaan ekstrak dari Digitalis purpurea sebagai obat diperkenalkan pertama kali oleh William Withering. Sebagai obat, glikosida dari tanaman ini digunakan untuk memperkuat kerja jantung (positif inotrop). Ekstrak dari digitalis biasanya diambil dari daun-daun tanaman yang tumbuh pada tahun kedua. Bagian-bagian yang murni dari tanaman ini juga dikenal dengan nama digoksin atau digitoksin.
Digitalis bekerja di tubuh dengan cara menghalangi fungsi enzim natrium-kalium ATPase sehingga meningkatkan kadar kalsium di dalam sel-sel otot jantung. Meningkatnya kadar kalsium di dalam otot sel-sel jantung inilah yang menjadi sebab meningkatnya kekuatan kontraksi jantung.
[sunting] Reaksi sebagai racun
Apabila digunakan secara berlebihan, digitalis dapat berfungsi sebagai racun. Seluruh bagian tumbuhan ini mengandung glikosida, yang dapat menyebabkan keracunan. Reaksi-reaksi keracunan yang pertama mulai dari mual, muntah, diare, sakit perut, halusinasi, sakit kepala hingga delirium. Tergantung pada tingkat keracunan, korban keracunan juga mempunyai denyut nadi yang lemah, tremor, xanthopsis (apa yang dilihat terlihat kuning), kejang-kejang dan bahkan dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang mematikan.