Nabi Ismail

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifisasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Setelah berpisah dengan Luth, Nabi Ibrahim menuju Palestina. Di sana beliau hidup bahagia, hanya sayang belum dikaruniai anak sampai usianya tua. Maka dengan permintaan Sarah, Nabi Ibrahim menikahi Hajar, budaknya. Tak sampai setahun, lahirlah Ismail.

Sebagai wanita biasa, Sarah cemburu ketika Nabi Ibrahim mencurahkan kasih sayangnya kepada Ismail dan Hajar. Ia meminta suaminya agar mengusir madu dan anak tirinya. Akhirnya turun perintah dari Allah SWT agar membawa Hajar dan Ismail ke gurun di Arabia.

Maka dibawalah mereka ke gurun Arabia. Setelah itu Nabi Ibrahim meninggalkan mereka berdua. Setelah itu Ismail menangis kehausan. Hajar bingung dan pulang balik antara bukit Shafa dan Marwah, dan dalam ibadah haji, ini diabadikan sebagai sa'i. Lalu datanglah Malaikat Jibril, yang menciptakan telaga di situ. Maka Hajar dan Ismail tidak kehausan. Telaga inilah yang kemudian disebut sumur Zam Zam. Merekapun tinggal di sekitar situ. Adanya sumur Zam Zam itu menarik suku padang pasir lainnya (terutama suku Jurhum) untuk tinggal di sekitar situ.

Suatu ketika datanglah Nabi Ibrahim. Alangkah gembira hatinya ketika bertemu dengan anak-istrinya. Suatu ketika Nabi Ibrahim bermimpi dirinya menyembelih Ismail. Ketika dikatakan kepada Ismail, ia tak keberatan, dan Ismail dibawanya. Tibalah mereka di Mina. Nabi Ibrahim akan menyembelih putranya. Saat itulah ada teguran agar menghentikan tindakan mereka dan diganti dengan menyembelih kibasy. Ini diperingati sebagai Hari Raya Idul Adha.

Semakin lama Ismail semakin besar. Suatu ketika datanglah ayahnya (Nabi Ibrahim) ke sana berdasarkan perintah Allah untuk memugar suatu bangunan batu berbentuk persegi atau kotak dimana terdapat banyak batu-batu persegi empat lainnya yang kecil-kecil berserakan akibat banjir besar di jaman Nabi Nuh yang disebut ka'bah Baitullah yang letaknya tidak jauh dari sumur Zam Zam. Perlu diketahui bahwa bangunan persegi yang sekarang dikenal dengan nama Ka'bah adalah Bangunan pertama yang ada di muka bumi bahkan jauh sebelum Nabi Adam diturunkan di bumi. Di bangunan Ka'bah itu pulalah, Nabi Adam mengumpulkan seluruh anak-anaknya untuk persidangan, perkawinan dan penentuan hak untuk Qabil dan Habil, sebagai putra pertama dan kedua dari seluruh anak-anak Nabi Adam. Setelah Ka'bah selesai dipugar dan dibangun kembali, ada bagian dinding yang bolong, yang terletak pada bagian sudut sehingga oleh Nabi Ibrahim dimintalah Isma'il agar mencari batu yang cocok untuk menutupi bagian yang bolong tersebut. Akhirnya Ismail menemukan batu hitam yang ukurannya pas dengan bagian bolong tersebut dan digunakan untuk menutupi dinding yang bolong itu. Tidak diketahui secara persis, kemudian batu tersebut mengeluarkan wewangian yang kemudian diciumi setiap orang yang melakukan ibadah Haji dengan mencium Hajar Aswad dalam haji.

Setelah dewasa Ismail menikah dengan seorang wanita Jurhum. Suatu ketika Nabi Ibrahim datang. Saat itu Ismail tak ada di rumah. Beliau bertanya kepada menantunya tentang keberadaan Ismail dan ia menjawabnya dengan acuh tak acuh. Nabi Ibrahim menyuruhnya menyampaikan pesan kepada Ismail agar mengganti gawang pintu rumah ini, lalu pergilah beliau. Memahami pesan ayahnya, Ismail menceraikan istrinya, lalu menikah lagi dengan wanita lain. Suatu ketika ayahnya datang dan Ismail tak ada pula di rumah. Beliau disambut menantunya dengan ramah. Nabi Ibrahim memintanya untuk mengatakan pada Ismail agar jangan ganti gawang pintu rumahnya. Memahami pesan ayahnya, Ismail tetap hidup bersama istrinya. Ismail memiliki 12 anak yang menurunkan suku Quroisy hingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Nabi Ismail diangkat sebagai nabi orang Yaman dan Ilik. Beliau wafat di Mekkah dan dimakamkan di Hijir Ismail.