Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia |
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau PMKRI merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas) mahasiswa berskala nasional yang berfungsi sebagai organisasi pembinaan yang berazaskan Pancasila, dijiwai kekatolikan, dan bersemangat kemahasiswaan.
Sebagai sebuah Ormas, PMKRI mendapat pengakuan resmi dari pemerintah Indonesia. Ini merupakan salah satu yang membedakan PMKRI dengan wadah-wadah Katolik lainnya, disamping dalam hal kegiatan dan struktur organisasinya.
Daftar isi |
[sunting] Sejarah Berdirinya PMKRI
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) pada awalnya merupakan hasil fusi Federasi Katholieke Studenten Vereniging (KSV) dan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Yogyakarta. Federasi KSV yang ada saat itu meliputi KSV St. Bellarminus Batavia (didirikan di Jakarta, 10 November 1928), KSV St. Thomas Aquinas Bandung (didirikan di Bandung, 14 Desember 1947), dan KSV St. Lucas Surabaya (didirikan di Surabaya, 12 Desember 1948). Federasi KSV yang berdiri tahun 1949 tersebut diketuai oleh Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK Ojong). Adapun PMKRI Yogyakarta yang pertama kali diketuai oleh St. Munadjat Danusaputro, didirikan pada tanggal 25 Mei 1947.
Keinginan Federasi KSV untuk berfusi dengan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Yogyakarta saat itu, karena pada pertemuan antar KSV di penghujung 1949, dihasilkan keputusan bersama bahwa “….Kita bukan hanya mahasiswa Katolik, tetapi juga mahasiswa Katolik Indonesia ..." Federasi akhirnya mengutus Gan Keng Soei dan Ouw Jong Peng Koen untuk mengadakan pertemuan dengan moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta.
Setelah mendapat saran dan berkat dari Vikaris Apostolik Batavia yang pro Indonesia, yaitu Mgr. PJ Willekens, SJ, utusan Federasi KSV (kecuali Ouw Jong Peng Koen yang batal hadir karena sakit) bertemu dengan moderator pada tanggal 18 Oktober 1950. Pertemuan dengan Ketua PMKRI Yogyakarta saat itu, yaitu PK Haryasudirja, bersama stafnya berlangsung sehari kemudian. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut intinya wakil federasi KSV yaitu Gan Keng Soei mengajak dan membahas keinginan ”Mengapa kita tidak berhimpun saja dalam satu wadah organisasi nasional mahasiswa Katolik Indonesia? Toh selain sebagai mahasiswa Katolik, kita semua adalah mahasiswa Katolik Indonesia. “
Maksud Federasi KSV ini mendapat tanggapan positif moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta. Dan dari pertemuan itu dihasilkan dua keputusan lain yaitu :
Setelah pertemuan tersebut, masing-masing organisasi harus mengadakan kongres untuk membahas rencana fusi.
Kongres Gabungan antara Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta akan berlangsung di Yogyakarta tanggal 9 Juni 1951.
Dalam kongres gabungan tanggal 9 Juni 1951, kongres dibuka secara resmi oleh PK Haryasudirja selaku wakil PMKRI Yogyakarta bersama Gan Keng Soei yang mewakili Federasi KSV. Diluar dugaan, Kongres yang semula direncanakan berlangsung hanya sehari, ternyata berjalan alot terutama dalam pembahasan satu topik, yakni penetapan tanggal berdirinya PMKRI.
Disaat belum menemui kesepakatan, Kongres Gabungan sempat diskors untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing organisasi untuk kembali mengadakan kongres secara terpisah pada tanggal 10 Juni 1950. Akhirnya Kongres Gabungan untuk fusi-pun kembali digelar pada tanggal 11 Juni 1950 dan berhasil menghasilkan 14 keputusan yaitu :
Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta berfusi menjadi satu sebagai organisasi nasional mahasiswa katolik bernama:”Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia” yang kemudian disingkat PMKRI. Sebutan perhimpunan ini disepakati sebagai pertimbangan agar organisasi baru ini sudah bersiap-siap untuk mau dan mampu menampung masuk dan menyatunya organisasi-organisasi mahasiswa Katolik lain yang telah berdiri berlandaskan asas dan landasan lain, seperti KSV-KSV di daerah-daerah pendudukan Belanda guna menuju persatuan dan kesatuan Indonesia.
Dasar pedoman (AD/Anggaran Dasar) PMKRI Yogyakarta diterima sebagai AD sementara PMKRI hingga ditetapkannya AD PMKRI yang definitif.
PMKRI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 1947.
PMKRI berkedudukan di tempat kedudukan Pengurus Pusat PMKRI.
Empat cabang pertama PMKRI adalah : PMKRI Cabang Yogyakarta, PMKRI Cabang Bandung, PMKRI Cabang Jakarta, dan PMKRI Cabang Surabaya.
Dalam ART setiap cabang PMKRI harus dicantumkan kalimat,”PMKRI berasal dari Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta yang berfusi tanggal 11 Juni 1951”
Santo pelindung PMKRI adalah Sanctus Thomas Aquinas
Semboyan PMKRI adalah “Religio Omnium Scientiarum Anima” yang artinya Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan.
Baret PMKRI berwarna merah ungu (marun) dengan bol kuning di atasnya.
Kongres fusi ini selanjutnya disebut sebagai Kongres I PMKRI.
Kongres II PMKRI akan dilangsungkan di Surabaya, paling lambat sebelum akhir Desember 1952 dan PMKRI Cabang Surabaya sebagai tuan rumahnya.
Masa kepengurusan PMKRI adalah satu tahun, dengan catatan: untuk periode 1951-1952 berlangsung hingga diselenggarakannya Kongres II PMKRI.
PP PMKRI terpilih segera mendirikan cabang-cabang baru PMKRI diseluruh Indonesia dan mengenai hal ini perlu dikoordinasikan dengan pimpinan Waligereja Indonesia.
PK Haryasudirja secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua Umum PP PMKRI periode 1951-1952.
Dengan keputusan itu maka kelahiran PMKRI yang ditetapkan pada tanggal 25 Mei 1947 menjadi acuan tempat PMKRI berdiri. PMKRI didirikan di Balai Pertemuan Gereja Katolik Kotabaru Yogyakarta di jalan Margokridonggo (saat ini Jln. Abubakar Ali). Balai pertemuan tersebut sekarang bernama Gedung Widya Mandala.
Penentuan tanggal 25 Mei 1947 yang bertepatan sebagai hari Pantekosta, sebagai hari lahirnya PMKRI, tidak bisa dilepaskan dari jasa Mgr. Soegijapranata. Atas saran beliaulah tanggal itu dipilih dan akhirnya disepakati para pendiri PMKRI, setelah sejak Desember 1946 proses penentuan tanggal kelahiran belum menemui hasil. Alasan beliau menetapkan tanggal tersebut adalah sebagai simbol turunnya roh ketiga dari Tri Tunggal Maha Kudus yaitu Roh Kudus kepada para mahasiswa katolik untuk berkumpul dan berjuang dengan landasan ajaran agama Katolik, membela, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
[sunting] PMKRI Cabang Yogyakarta
PMKRI Cabang Yogyakarta didirikan pada tanggal 25 Mei 1947 dengan nama PERSERIKATAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA. Terpilih sebagai ketua pertama St. Munadjat Danusaputro. Santo Pelindung : "St. Thomas Aquinas"
Ketua-Ketua Presidium PMKRI Yogyakarta : 1947 - : St. Munadjat Danusaputro
- PK Haryasudirja
- Bambang Ismawan
- Y. Sudradjat Djiwandono
1989 - 1990 : T. Satrio Nugroho 1990 - 1992 : Ferdinand Leo 1992 - 1993 : B. Budi Wibowo 1993 - 1995 : Hamonangan O. Pandiangan 1995 - 1996 : Fransiskus Paulus Paskalis Abi
[sunting] PMKRI Cabang Samarinda
PMKRI Cabang Samarinda dengan status calon cabang setelah PP PMKRI mengadakan Masa Orentasi Calon Anggota PMKRI Angkatan I pada tanggal 24-28 Februari 1994. Sembilan bulan kemudian tepatnya pada tanggal 23 November 1994 status calon cabang diresmikan menjadi cabang penuh dalam sidang MPA-XVIII melalui TAP MPA No 03/TAP/MPA-XVIII/1994 di Medan Sumatera Utara.
Hari Berdirinya PMKRI Cabang Samarinda: Diperingati pada tanggal 28 Februari 1994
Santo Pelindung PMKRI Cabang Samarinda: Santo Ignasius Loyola
- Kapres: Paulus Kadok / Sekjen: Kamilius Tegun (periode tahun 1994-1995)
- Kapres: Kamilius Tegun / Sekjen: Simawati (periode tahun 1995-1997)
- Kapres: Hendra Nata / Sekjen: Yordanus Dani (periode tahun 1996-1997)
- Kapres: Benidiktus Maniek D / Sekjen: Antonius Maniek P (periode tahun 1997-1998)
- Kapres: Hendrikus Hayon / Sekjen: Fransiskus Pasila (periode tahun 1998-1999)
- Kapres: Reginus Tarang N / Sekjen: G Thomas Irenius (periode tahun 1999-2001)
- Kapres: Natalis Bambang Untoro / Sekjen: Theresia Hilda Kayani (periode tahun 2001-2002)
- Kapres: Brigitha Edna / Sekjen: Kornelis Kladu Maran (periode tahun 2002-2003)
- Kapres: Jansensius D Hurin / Sekjen: Yohanes Syukur (periode tahun 2003-2004)
- Kapres: Sadikin / Sekjen: Kornelis Kladu Maran (periode tahun 2004-2005)
- Kapres: Yohanes Syukur / Sekjen: Mendan Ala (periode tahun 2005-2006)
[sunting] PMKRI Cabang Jakarta Barat (rayon Petojo)
Sekretariat: Jalan Tanah Abang I / 25B, Jakarta 10160 Telepon: 344-6317
LATAR BELAKANG
Sekitar tahun 1959 - 1963, Dewan Pimpinan Cabang PMKRI Jakarta telah merasakan perlu adanya pembentukan Rayon, karena perkembangan anggotanya yang cukup pesat dan tempat fasilitas yang kurang. Akhirnya tahun 1963, PMKRI Jakarta dibagi atas 5 Rayon (Marga I Menteng, Marga II Mangga Besar, Marga III Jatinegara, Marga IV Petojo, dan Marga V Kebayoran). Pada saat itu Rayon Petojo belum mempunyai sekretariat tetap, masih menumpang di rumah salah seorang anggotanya yang tinggal di Petojo Selatan. Sedangkan untuk menjalankan kegiatan yang diinstruksikan dari Cabang para anggotanya berkumpul di gedung SD Tarsisius sebulan sekali. Cakupan wilayah PMKRI Petojo saat itu meliputi daerah; Grogol dan sekitarnya, Tanah Abang, dan berpusat di Petojo. Baru pada tahun 1965 melalui perjuangan panjang Anggota, dan Senior, serta bantuan dari Keuskupan Agung Jakarta akhirnya Rayon Petojo memiliki gedung Sekretariat tetap hingga saat ini, yakni di Jl. Tanah Abang I/25 B Jakarta Pusat. Gedung Sekretariat diberkati oleh uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Soekoto,SJ pada tanggal 13 Agustus 1965, yang kemudian terus diperingati sebagai HUT Marga Petojo
BADAN SEMI OTONOMI
1. Buletin
Pada tahun yang sama, untuk pertamakalinya terbit Bulletin intern yang diberi nama PETOGROTA yang merupakan kependekan dari PETOJO, Grogol, Tanah Abang, ide awal ini disponsori oleh “Peter Zagita” tujuan Bulletin ini adalah sebagai sarana komunikasi antar anggota.
2.Poliklinik Umum.
Dalam perkembangannya kemudian PMKRI Rayon Petojo mendirikan Poliklinik Umum pada tahun 1970, yang bertujuan untuk membantu dan menambah ketrampilan anggota dalam menjadi sarjana paripurna, serta membantu masyarakat sekitar Marga Petojo. Pada 30 Agustus 1977, Poliklinik Umum mengadakan praktek yang pertamakalinya, sekaligus peresmian beroperasinya Poliklinik Umum di bawah pimpinan dr.Tedjo Handoyo.
3. Poliklinik Gigi.
Tiga tahun kemudian, tepatnya tanggal 21 Januari 1980 didirikan Poliklinik Gigi, yang merupakan perluasan dari Poliklinik Umum, di bawah tanggung jawab drg.Mira Wisendha, Klinik Gigi bertujuan untuk meciptakan dokter – dokter yang handal dan profesional dalam bidangnya, disamping turut memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu.
4. Marga Siswa
Gedung sekretariat Rayon Petojo kesekian puluh tahun secara fisik tidak pernah dirawat ataupun bila pernah dirawat/ renovasi hanya bersifat sementara / tambal sulam. Melihat kondisi Gedung tua yang banyak mengalami kerusakan dimakan usia, maka Badan Pengurus periode 2001 –2002 dan juga bantuan Alumni mengusulkan Proposal Renovasi Gedung ke Yayasan Margasiswa [Bpk. Charles Mangun], juga ke Keuskupan Agung Jakarta [u/p Ekonom KAJ Rm. S.Roy Djakarya,Pr] akhirnya mendapat persetujuan Renovasi Tahap I dengan bantuan Dana KAJ sebesar Rp50.000.000.- [ Lima Puluh Juta Rupiah ], sedangkan Renovasi Tahap II berupa peninggian Lantai mendapatkan dana dari Alumni Petojo sebanyak 16. 000.000.- [Enam Belas Juta Rupiah], selain itu juga mendapatkan sumbangan Keramik lantai dari Ezzensa sebanyak 500 M Kubik. Pelaksanaan Renovasi dimulai pada 15 Februari 2002, dengan kontraktor yang juga mantan Ketua BP PMKRI Petojo Tahun 70-an Bpk Alex Julianto sementara Badan Pengurus dan Alumni bertindak sebagai pengawas. Marga Siswa merupakan kepanjangtangan dari Yayasan Marga Siswa, bertugas untuk hal–hal yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas margasiswa IV. Adapun tujuan penampungan para mahasiwa adalah penampungan sementara yang datang dari daerah untuk pertama kali yang secara finansial tidak mencukupi, setelah itu boleh mencari pemondokan sendiri. Penampungan ini khusus untuk anggota PMKRI yang masih aktif sebagai Mahasiswa.
PERKEMBANGAN
Secara umum, kepengurusan PMKRI Rayon Petojo sejak awal berdirinya [1965] hingga tahun 90–an berjalan baik dari segi pembinaan, kaderisasi maupun proses suksesi kepemimpinan. Semangat ini menurun drastis dan mencapai klimaksnya pada tahun 1996-2000. Hampir lebih kurang dalam kurun waktu 4 [empat] tahun terjadi Kevakuman Badan Pengurus PMKRI Rayon Petojo. Ini berimbas pada: tidak adanya Regenerasi, juga semua pembinaan Formal PMKRI berhenti dengan sendirinya. Pada awal tahun 2000 atas inisiatif beberapa rekan senior yang masih peduli pada PMKRI Petojo diantaranya Sdr. Christopher Nugroho, Sdr. Ferry Chandra Kusuma, Sdr. Stanley W. da Lopez yang komit untuk membangun kembali / menghidupkan Rayon Petojo dengan Paradigma baru. Usaha ini mendapat dukungan dari DPC PMKRI Cabang Jakarta dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Nomor:IST/ DPC / I – F / 01 tertanggal 8 November 2001 Tentang: Pengangkatan Sdr. Stanley W. da Lopez sebagai Pejabat Ketua Umum Badan Pengurus PMKRI Rayon Petojo periode 2001 – 2002 dengan tugas utama Revitalisasi PMKRI Cabang DKI Jakarta Rayon Petojo.
BADAN PENGURUS
Ketua Umum / Sekretaris Umum / Periode
Aloysius Irwan Machdy / Rudy K. / 1965 - 1966
Rudy Kartadinata / Lilian S. / 1966 - 1967
Lilian Sundari / Laurentius K. / 1967 - 1968
Threes Iswari / Wahyudi Firmasyah / 1968 - 1969
Wahyudi Firmansyah / Anton Djawardi / 1969 - 1970
Anton Djawardi / Michael D.Chandra / 1970 - 1971
Michael D. Chandra W. / Alex Julianto / 1971 - 1972
Pepen Danuadmaja / Andreas T.H. / 1972 - 1973
Alex Julianto / Ferry Lumanauw / 1973 - 1974
Tedjo Handojo / Thomas Hardi Pranoto / 1974 - 1975
Tjahjadi Lukiman / Frans Wijaya / 1975 - 1976
Paulus Andi / Petrus T.D. / 1976 - 1977
FX. Roy Gunawan / Budi Prasetia / 1977 - 1978
Sernawan Ternadi / G. Sandjaja Sentosa / 1978 - 1979
Danny Liem / Jahja Suryawidjaja / 1980 - 1981
Wilhelmus Wallong / Ign. Michael Tedja / 1981 - 1982
Rudy Sugiarto / Samuel Abadi / 1982 - 1983
Ferdy Joseph / Antonius HD. / 1983 - 1984
Hans Suryono / A.M Kurniawan C. / 1984 - 1985
A.Andy Haryoko / Teguh Prawira / 1985 - 1986
Michael Tjan / Hendi Budi / 1986 - 1987
Fransiskus Ferry Anwar / Michael I.Chayono G / 1987 - 1988
Adrianus Andre Purnadi / Christian Marcel / 1988 - 1989
Franky Limanto / Susana Sentosa / 1989 - 1990
Suryadi Taslim / Tomas Nusanto / 1991 - 1992
Thomas Nusanto / Pang Chung Hian / 1992 - 1993
Yenni Salean / Harry / 1993 - 1994
Pang Chung Hian / Linah B / 1994 - 1995
Christopher Nugroho / Surendro Djati / 1995 - 1996
Eduardus S. Abun / Yustin / 1996 - 1997
FX. Wendie Sastranegara / M. I. Febryanti / 1997 - 1998
Stanley W. / Vincentius Ferry Chandra / 2001 - 2002
![]() |
Artikel mengenai agama Katolik ini adalah suatu tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |