Suku Dayak Bukit
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Suku Dayak Bukit |
---|
Jumlah populasi |
kurang lebih 50.000. |
Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan |
Kalimantan Selatan: 35.838 (2000). |
Bahasa |
Bukit, Melayu Banjar, Indonesia |
Agama |
Kaharingan (Hindu) |
Kelompok etnis terdekat |
Dayak Ngaju, Banjar |
Suku Bukit atau Dayak Bukit adalah suku asli yang mendiami pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan, karena itu suku ini lebih senang disebut Dayak Meratus, daripada "Dayak Bukit" yang bermakna "orang gunung". Adapula yang menamakan sebagai Dayak Banjar, artinya Dayak yang berasal dari daerah Banjar yaitu Kalimantan Selatan.
Populasi suku Dayak Bukit di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 berjumlah 35.838 jiwa, sebagian besar daripadanya terdapat di kabupaten Kota Baru yang berjumlah 14.508 jiwa.
Suku Bukit juga dinamakan Ukit, Buket, Bukat atau Bukut. Suku Bukit atau suku Dayak Bukit terdapat di beberapa kecamatan yang terletak di pegunungan Meratus pada kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kota Baru.
Beberapa golongan Dayak Bukit yaitu
- Dayak Pitap, di hulu sungai Pitap, kecamatan Awayan, Balangan
- Dayak Hantakan, di kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah
- Dayak Haruyan, di kecamatan Haruyan, Hulu Sungai Tengah
- Dayak Loksado, di kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan
- Dayak Piani, di kecamatan Piani, Tapin
- Dayak Paramasan, di kecamatan Sungai Pinang, Banjar
- Dayak Riam Adungan, di kecamatan Aranio, Banjar
- Dayak Bajuin, di kecamatan Pelaihari, Tanah Laut
- Dayak Bangkalaan, di kecamatan Hampang, Kotabaru
- Dayak Sampanahan, di kecamatan Sampanahan, Kotabaru
- dan lain-lain
Menurut Cilik Riwut, Suku Dayak Bukit merupakan suku kekeluargaan yang termasuk golongan suku (kecil) Dayak Ngaju. Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu dari 4 suku kecil bagian dari suku besar (rumpun) yang juga dinamakan Dayak Ngaju.
Mungkin adapula yang menamakan rumpun suku ini dengan nama rumpun Dayak Ot Danum. Penamaan ini juga dapat dipakai, sebab menurut Tjilik Riwut, suku Dayak Ngaju merupakan keturunan dari Dayak Ot Danum yang tinggal atau berasal dari hulu sungai-sungai yang terdapat di kawasan ini, tetapi sudah mengalami perubahan bahasa. Jadi suku Ot Danum merupakan induk suku, tetapi suku Dayak Ngaju merupakan suku yang dominan di kawasan ini.
Silsilah suku Bukit;
Suku Dayak (suku asal), terbagi 5 suku besar / rumpun:
- Dayak Laut (Iban)
- Dayak Darat
- Dayak Apo Kayan / Kenyah-Bahau
- Dayak Murut
- Dayak Ngaju / Ot Danum, terbagi 4 suku kecil:
- Dayak Maanyan
- Dayak Lawangan
- Dayak Dusun
- Dayak Ngaju, terbagi beberapa suku kekeluargaan :
- Dayak Bukit
- dan lain-lain
Menurut Alfani Daud, suku Dayak Bukit sebagaimana suku Banjar, nenek moyangnya juga berasal dari Sumatera dan sekitarnya ( daerah Melayu). Karena itu bahasa Bukit dinamakan sebagai "Bahasa Melayu Bukit" (Bukit Malay).
Suku ini dapat digolongkan sebagai suku Dayak, karena mereka teguh memegang kepercayaan atau religi suku mereka. Akan tetapi religi suku ini, agak berbeda dengan suku Dayak di Kalimantan Tengah (Suku Dayak Ngaju), yang banyak menekankan ritual upacara kematian. Suku Dayak Bukit lebih menekankan upacara dalamkehidupan, seperti upacara pada proses penanaman padi atau panen. Suku Dayak Bukit juga tidak mengenal tradisi ngayau yang ada jaman dahulu pada kebanyakan suku Dayak.
Upacara ritual suku Dayak Bukit, misalnya "Aruh Bawanang". Tarian ritual misalnya tari Babangsai untuk wanita dan tari Kanjar untuk pria. Suku Bukit tinggal dalam dalam rumah besar yang dinamakan balai.
Balai merupakan rumah adat untuk melaksanakan ritual pada religi suku mereka. Bentuk balai, "memusat" karena di tengah-tengah merupakan tempat altar atau panggung tempat meletakkan sesajen. Tiap balai dihuni oleh beberapa kepala keluarga, dengan posisi hunian mengelilingi altar upacara. Tiap keluarga memiliki dapur sendiri yang dinamakan umbun. Jadi bentuk balai ini, berbeda dengan rumah adat suku Dayak umumnya yang berbentuk panjang (Rumah Panjang).
Bahasa Dayak Bukit, menurut penelitian banyak kemiripan dengan dialek Bahasa Banjar Hulu. Ada pula yang menamakan bahasa Bukit sebagai "bahasa Banjar archais". Bahasa Bukit termasuk Bahasa Melayu Lokal yang disebut Bahasa Melayu Bukit (bvu).
Perbandingan hubungan suku Bukit dengan suku Banjar, seperti hubungan suku Baduy dengan suku Banten. Suku Banjar dan suku Banten merupakan suku yang hampir seluruhnya memeluk Islam, sedangkan suku Bukit dan suku Baduy merupakan suku yang teguh mempertahankan religi sukunya.
[sunting] Populasi Suku Bangsa Dayak Bukit
Populasi suku Dayak Bukit di Propinsi Kalimantan Selatan : 35.838 (BPS - sensus th. 2000)
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), populasi suku Dayak Bukit di Kalimantan Selatan berjumlah 35.838 jiwa, yang terdistribusi pada beberapa kabupaten dan kota, yaitu :
- 585 jiwa di kabupaten Tanah Laut
- 14.508 jiwa di kabupaten Kota Baru (termasuk Tanah Bumbu)
- 1.737 jiwa di kabupaten Banjar
- 836 jiwa di kabupaten Barito Kuala
- 112 jiwa di kabupaten Tapin
- 3.778 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Selatan
- 3.368 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Tengah
- 244 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Utara (termasuk Balangan)
- 1.106 jiwa di kabupaten Tabalong
- 7.836 jiwa di kota Banjarmasin
- 1.728 jiwa di kota Banjarbaru