Kitab Mikha
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Kitab nabi Mikha, adalah sebuah kitab Perjanjian Lama. Kitab ini konon ditulis oleh orang yang bernama sama. Mikha hidup sezaman dengan Yesaya dan berasal dari sebuah desa di Yehuda, di kerajaan selatan. Ia sangat yakin bahwa Yehuda akan menghadapi bencana nasional seperti yang diumumkan oleh Amos tentang kerajaan utara. Mikha mengemukakan bahwa Tuhan pasti menghukum bangsa Yehuda juga karena mereka kejam dan tidak adil terhadap sesamanya. Tetapi dalam khotbah Mikha terdapat tanda-tanda yang lebih jelas dan terang tentang harapan untuk masa depan.
Bagian-bagian yang menarik diperhatikan dalam buku ini ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh bumi di bawah pimpinan Tuhan (Mikha 4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (5:2-4); dan, dalam satu ayat (6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut Tuhan dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Tuhan kita."
Daftar isi |
[sunting] Tentang penulis
Mikha menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahaz, dan Hizkia. Hanya sedikit pakar Perjanjian Lama di masa kini yang akan mengatakan bahwa Mikha menulis keseluruhan kitab ini. Namun sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis sebagain besar bahan yang kita temukan dalam kitab ini sekarang, dibandingkan dengan para penulis lainnya. Pada umumnya para pakar sepakat bahwa Mikha menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.
[sunting] Waktu penulisan
Apabila Mikha memang bekerja pada pemerintahan raja-raja di atas, yaitu Yotam (742-735 SM), Ahaz (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM), maka itu berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar 50 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang periode ini. Ia aktif pada akhir abad ke-8 SM, dan merupakan salah satu nabi yang paling pertama di antara para Nabi-nabi Kecil.
Pesannya dalam Mikha 1:2-9 disampaikan sebelum kehancuran Samaria pada 721 SM. Imbauan para pendukung Yeremia terhadap nubuat Mikha mengukuhkan hubungannya dengan Hizkia: Memang beberapa orang dari para tua-tua negeri itu tampil juga ke depan dan berkata kepada kumpulan rakyat itu, katanya: "Mikha, orang Moresyet itu, telah bernubuat di zaman Hizkia, raja Yehuda..." (Yeremia 26:17-18).
[sunting] Tempat penulisan
Pesan Mikha sangat menyentuh rakyat jelata di sebuah kota kecil di barat daya Yerusalem, Moresyet gat. Kebanyakan dari pesan yang berisi pengharapan diduga berasal dari Mikha, tetapi seringkali isinya yang bersifat umum mempersulit upaya untuk merekonstruksikan lingkup historisnya yang lebih spesifik. Meskipun kita membaca buku kanonik ini melalui mata komunitas iman setelah pembuangan, yang muncul dalam 7:8-20, makna penting bagian-bagian ini terletak di dalam pesan rohani dari teks-teks kenabian ini. Karena alasan ini, para pakar memeriksa pesan-pesan pengharapan ini dengan sangat hati-hati. Mereka beratnya, apakah pesan-pesan itu memang berasal dari Mikha, ataukah dari nabi-nabi yang berasal dari masa yang belakangan. Sementara itu, edisi akhir buku ini jelas memberikan kesan bahwa kitab ini berasal dari masa awal pasca-pembuangan.
[sunting] Mengapa ditulis?
Tujuan penulisan buku ini adalah mengungkapkan kebencian terhadap korupsi dan kepura-puraan yang dilakukan oleh Yerusalem dan para pemimpinnya. Mikha mengutuk praktik-praktik keagamaan yang tercerai dari perilaku etis (3:9-10,6:3-5,6-8). Mikha agaknya bukanlah seorang nabi yang profesional. Ia mengecam para nabi yang memberikan orakel dengan bayaran (3:11), atau yang menyesuaikan isi pesan kenabiannya sesuai dengan kemurahan hati para kliennya (3:5). Kredensinya adalah ilham ilahi, dan Mikha tetap bergeming dalam membela kebenaran moral (3:8). Mikha tampak sadar benar akan panggilannya. Hal ini diperlihatkan oleh kegigihannya untuk berbicara tentang masalah-masalah pada zamannya dalam kerangka kewajiban ikatan perjanjian Israel. Di balik perjanjian itu, meskipun Israel gagal mempertahankan ikatan itu, terdapat Allah perjanjian yang akan memimpin bangsa-Nya ke masa depan yang gemilang.
[sunting] Tema buku ini
Buku ini dapat dibagi menjadi tiga bagian:
- Pasal 1-3 terutama terdiri atas orakel penghukuman.
- Pasal 4-5 berisi orakel pengharapan.
- Pasal 6-7 dimulai dengan penghakiman dan beralih ke pengharapan.
Pasal 1-3 terutama terdiri dari orakel penghakiman. Motif penghakiman ini begitu kuat dalam kitab ini sehingga Mikha hanya memberitakan penghukuman. Penghukuman yang diberitakan ini terlihat dalam kehancuran Samaria, datangnya para penyerbu ke Yerusalem, dalam hilangnya tanah-tanah mereka yang merampas tanah dan Allah akan memalingkan wajah-Nya dari mereka. Pesan Mikha juga tampak dalam rasa malunya terhadap para nabi palsu, dalam pengepungan Yerusalem, dan pembersihan negeri itu dari penyembahan berhala dan militerisme.
Pasal 4-5 terdiri dari orakel pengharapan. Nabi mengatakan bahwa syarat-syarat itu tidak akan bertahan selamanya. Penghakiman akan terjadi tetapi sisa-sisa Israel yang diselamatkan dan yang setia akan bertahan. Raja yang baru dari keturunan Daud akan dilahirkan di Betlehem dan menggantikan raja yang sekarang yang lemah. Ia akan memerintah di dalam kemuliaan nama Yahweh. Rakyatnya akan tinggal dengan aman, dan ia akan diagungkan hingga ke seluruh ujung bumi.
Pasal 6-7 dimulai dengan penghakiman dan beralih ke pengharapan. Mikha meletakkan protes di bibir rakyat, menawarkan tanggapan iman yang diharapkan Allah. Penghukuman Allah menjadi spesifik dalam 6:9-16. Kekerasan, penipuan, dan praktik bisnis curang merajalela. Semuanya itu akan menyebabkan kehancuran terhadap negeri. Rujukan kepada Omri dan Ahab menunjukkan bahwa korupsi yang sama yang telah menghancurkan kerajaan utara kini telah menyebar ke Kerajaan Yehuda.
Kesimpulannya, para pendengar Mikha di kemudian hari menerima pesannya. Kata-kata pengharapannya memberikan hati yang aru kepada mereka untuk hidup sebagai umat Allah di dunia yang gelap.
[sunting] Rujukan
- Easton's Bible Dictionary, 1897.
- LaSor, William Sanford et al. Old Testament Survey: the Message, Form, and Background of the Old Testament. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1996.
[sunting] Pranala luar
- Terjemahan Yahudi:
- (en) Terjemahan Mikha - Micah (Judaica Press) dengan tafsiran Rashi di Chabad.org
- Terjemahan Kristen:
- (en) Mikha di The Great Books (New Revised Standard Version)
- Templat:Biblegateway
- (en) Mikha di Wikisource (Versi Raja James)