Bahasa Indonesia
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia |
|
---|---|
Dituturkan di: | Indonesia, Timor Timur |
Wilayah: | Indonesia, Malaysia, Timor Timur |
Jumlah penutur: | 17–30 juta penutur asli total 140–200 juta |
Urutan ke: | 56 |
Klasifikasi rumpun bahasa: | Rumpun Austronesia Melayu-Polinesia |
Status resmi | |
Bahasa resmi di: | Indonesia |
Diatur oleh: | Pusat Bahasa |
Kode bahasa | |
ISO 639-1 | id |
ISO 639-2 | ind |
SIL | INZ |
Lihat pula: Bahasa - Daftar bahasa |
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia, namun hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu. Untuk sebagian besar lainnya bahasa Indonesia adalah bahasa kedua. Bahasa Indonesia ialah sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945. Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang terus menyerap kata-kata dari bahasa asing. Berasal dari rumpun yang sama, Bahasa Indonesia adalah dialek terstandardisasi dari bahasa Melayu, dan keduanya cukup mirip. Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan di sekolah di Indonesia.
Daftar isi |
[sunting] Sejarah
Bahasa Indonesia dikembangkan dari salah satu dialek bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia (atau Melayu-Polinesia) yang digunakan sebagai lingua franca di kepulauan India (Indonesia) selama berabad-abad. Bahasa ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain. Bahasa ini bahkan lebih banyak ditemukan dalam alkitab yang digunakan misionaris yang mendarat di Indonesia, dibanding bahasa aslinya.
Dikenal pula istilah Melayu Tinggi, bahasa yang hanya digunakan kalangan kerajaan di sekitar Sumatera, Malaka, dan Jawa. Bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar.
Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah terlanjur diadopsi oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.
[sunting] Bahasa perdagangan
Penyebutan pertama istilah "Bahasa Melayu" terjadi pada era 683-686 M. Ini dapat dilihat di Museum Jakarta pada terjemahan inskripsi yang ditemukan di Palembang dan Bangka.
Inskripsi ini ditulis dengan huruf Sanskerta atas perintah Raja Sriwijaya yang kerajaan maritimnya berkembang luas. Pada masa itu di daerah perdagangan Selat Malaka yang menjadi pintu antara Tiongkok dan India sudah terbentuk sebuah bahasa yang mirip Bahasa Melayu.
Kebanyakan perbendaharaan bahasa Melayu ini berhubungan dengan perdagangan dan tata bahasanya mirip dengan “Melayu Pasar”. Dari sinilah kemudian Bahasa Melayu dibakukan.
[sunting] Melayu Klasik
Dari era Melayu Kuno muncullah era Melayu Klasik.Dokumentasi yang ada tidak dapat menjelaskan dengan rinci hubungan antara keduanya. Namun yang pasti bahasa Melayu kuno berasal dari kebudayaan Buddha dan Melayu klasik dan akhirnya menjadi bahasa yang digunakan dalam kebudayaan Islam.
Seiring dengan berkembangnya agama Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang dan mendominasi sampai pada tahap di mana ekspresi “Masuk Melayu” berarti masuk agama Islam.
[sunting] Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu) namun memilih Bahasa Indonesia yang dia dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau. Dengan memilih Bahasa Melayu, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.
Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi lagi dengan tata bahasa, dan kamus standar juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.
[sunting] Penyempurnaan ejaan
Mulanya Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan Belanda, hingga tahun 1972 ketika Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.
Perubahan:
Indonesia (pra-1972) |
Malaysia (pra-1972) |
Sejak 1972 |
---|---|---|
tj | ch | c |
dj | j | j |
ch | kh | kh |
nj | ny | ny |
sj | sh | sy |
j | y | y |
oe* | u | u |
Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u".
[sunting] Pengaruh terhadap perbendaharaan kata
Ada empat periode penting dari kontak kebudayaan dengan dunia luar yang meninggalkan jejaknya pada perbendaharaan kata Bahasa Indonesia.
[sunting] Hindu (antara abad ke-6 sampai 15 M)
Sejumlah besar kata berasal dari Sansekerta Indo-Eropa. (Contoh: samudra, suami, istri, raja, putra, pura, kepala, mantra, cinta, kaca)
[sunting] Islam (dimulai dari abad ke-13 M)
Di periode ini diambillah sejumlah besar kata dari bahasa Arab dan Persia (Contoh: masjid, kalbu, kitab, kursi, doa, khusus, maaf, selamat)
[sunting] Kolonial
Pada periode ini ada beberapa bahasa yang diambil, di antaranya adalah dari Portugis (seperti contohnya, gereja, sepatu, sabun, meja, jendela) dan Belanda (contoh: asbak, kantor, polisi, kualitas)
Pasca Kolonialisasi (Kemerdekaan dan seterusnya) banyak kata yang diambil berasal dari bahasa Inggris. (Contoh: konsumen, isyu). Dan lalu ada juga Neo-Sansekerta yaitu neologisme yang didasarkan pada bahasa Sansekerta, (contoh: dasawarsa, lokakarya, tunasusila)
Selain dari itu bahasa Indonesia juga menyerap perbendaharaan katanya dari bahasa Tionghoa (contoh: pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, loteng, cukong).
Ciri-ciri lain dari Bahasa Indonesia kontemporer adalah kesukaannya menggunakan akronim dan singkatan.
[sunting] Klasifikasi
Indonesia termasuk anggota dari Bahasa Melayu-Polinesia Timur sub kelompok dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situs Ethnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra
[sunting] Distribusi geografis
Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak digunakan di area perkotaan (seperti di Ibukota Jakarta dimana digunakan Bahasa Indonesia dengan logat Jakarta).
Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih formal, dan sering kali terselip logat-logat dan kata-kata di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan. Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang bahasa daerah-lah yang digunakan alih-alih bahasa Indonesia.
[sunting] Status resmi
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dari Republik Indonesia.
[sunting] Suara
Berikut adalah fonem dari bahasa indonesia mutakhir
Depan | Madya | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | iː | uː | |
Tengah | e | ə | o |
Hampir Terbuka | (ɛ) | (ɔ) | |
Terbuka | a |
Bahasa Indonesia juga mempunyai diftong /ai/, /au/, dan /oi/. Namun, didalam suku katap tertutup seperti air kedua vokal tidak diucapkan sebagai diftong
Bibir | Gigi | Langit2 keras |
Langit2 lunak |
Celah suara |
|
---|---|---|---|---|---|
Sengau | m | n | ɲ | ŋ | |
Letup | p b | t d | c ɟ | k g | ʔ |
Desis | (f) | s (z) | (ç) | (x) | h |
Getar/Sisi | l r | ||||
Hampiran | w | j |
- Vokal di dalam tanda kurung adalah alofon sedangkan konsonan di dalam tanda kurung adalah fonem pinjaman dan hanya muncul di dalam kata serapan.
- /k/, /p/, dan /t/ tidak diaspirasikan
- /t/ dan /d/ adalah konsonan gigi bukan konsonan rongga gigi seperti di dalam bahasa inggris.
- /k/ pada akhir suku kata menjadi konsonan letup celah suara
- Penekanan ditempatkan pada sukukata kedua dari terakhir dari kata akar. Namun apa bila suku kata ini mengangandung pepet maka penekanan oindah ke suku kata terakhir.
[sunting] Tata bahasa
Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak banyak menggunakan kata bertata bahasa dengan jenis kelamin. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk menspesifikasi sebuah gender, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya.
Ada juga kata yang bergender, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain (pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sansekerta melalui bahasa Jawa Kuno)
Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakan reduplikasi, tapi hanya jika jumlahnya tidak diimplikasikan dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai alih-alih "seribu orang-orang". Reduplikasi juga mempunyai banyak fungsi lain, tidak terbatas pada kata benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar adalah Subjek - Predikat - Objek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "besok"), atau indikator lain seperti "sudah" atau "belum".
Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.
[sunting] Lihat pula
- Peribahasa Indonesia
- Bahasa Melayu
- Daftar kata serapan dari bahasa Arab dalam bahasa Indonesia
- Daftar kata serapan dari bahasa Portugis dalam bahasa Indonesia
- Daftar kata serapan dari bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia
- Daftar kata serapan dari bahasa Sansekerta dalam bahasa Indonesia
- Daftar kata serapan dari bahasa Tionghoa dalam bahasa Indonesia
- Daftar kata serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia
- Perbedaan antara Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia
- Perbedaan antara sebutan Bahasa Melayu basahan dan Bahasa Indonesia
[sunting] Pranala luar
- (en) Wikibooks - Belajar Bahasa Indonesia
- (id) Kamus Online Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia
- (id) Kamus Online Indonesia-Inggris-Indonesia
- (id) Kamus Offline Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia
- (en) Kamus Online Indonesia-Berbagai Bahasa dan Berbagai Bahasa-Indonesia
- (en) Learn Indonesian online
- (id) Pentejermah Bahasa Indonesia-Inggris
- (de) (id) Kamus dwibahasa online Indonesia-Jerman