Homo floresiensis
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Homo floresiensis Status perlindungan: Prasejarah |
||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kerangka H. floresiensis pada sampul Nature |
||||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
Nama jenis | ||||||||||||||||
|
Homo floresiensis ("Manusia Flores") adalah sebutan yang diberikan oleh kelompok peneliti yang dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New England, Australia, untuk temuan fosil manusia bertubuh kecil yang ditemukan di Liang Bua ("liang" = gua, bahasa Flores).
Homo floresiensis dikatakan telah hidup bersama dengan manusia modern (Homo sapiens) di Pulau Flores di Indonesia. Satu kerangka sub-fosil, berusia 18.000 tahun, ditemukan dalam keadaan hampir lengkap kecuali untuk tulang lengannya yang masih tak dapat ditemukan.
Kerangka tersebut ditemukan di Liang Bua di Flores pada tahun 2003 oleh sebuah tim gabungan yang terdiri dari ahli paleoantropologi dan arkeologi Australia dan Indonesia. Selain itu, di situ juga ditemukan bagian dari enam orang, semuanya berukuran kecil, serta peralatan batu dari waktu antara 94.000 hingga 13.000 tahun lalu.
Penduduk Flores mengaitkan Homo floresiensis dengan seorang makhluk dalam mitos rakyat yang berbulu dan bertubuh kecil bernama Ebu Gogo, yang dikatakan masih hidup hingga abad ke-19.
[sunting] Bantahan
Pendapat bahwa fosil ini berasal dari spesies bukan manusia ditentang oleh kelompok peneliti yang juga terlibat dalam penelitian ini, terutama oleh pihak Teuku Jacob dari UGM. Berdasarkan temuan beliau, fosil dari Liang Bua ini berasal dari orang katai Flores -- sampai sekarang masih bisa diamati pada beberapa populasi di sekitar lokasi penemuan -- yang menderita penyakit mikrosefali[1]
Para peneliti dari Universitas Gadjah Mada kembali menguatkan pendapatnya melalui sebuah jurnal sains Amerika bahwa sisa manusia dari Liang Bua, bukan spesies baru dan merupakan manusia modern.
Penguatan tersebut melalui artikel bertajuk Pygmoid Australomelanesian Homo Sapiens Skeletal Remains from Liang Bua, Flores: Population Affinities and Pathological Abnormalities, yang ditulis oleh Teuku Jacob, Ety Indriati, RP Soejono (Indonesia), M Henneberg, AG Thorne (Australia), RB Eckhardt, AJ Kuperavage, DW Frayer (AS), serta K Hou (China), yang dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Acedemy of Sciences edisi 21 Agustus 2006.
Menurut tim ini, sisa manusia dari Liang Bua merupakan moyang manusia katai Homo sapiens yang sekarang juga masih hidup di Flores dan termasuk kelompok Australomelanesoid. Kerangka yang ditemukan terbaring di Liang Bua itu menderita microcephalia, yaitu bertengkorak kecil dan berotak kecil.
[sunting] Referensi
Homo floresiensis pertama kali dipaparkan dalam dua tulisan yang diterbitkan dalam majalah Nature, setahun setelah ditemukan:
- Brown, P., et al. A new small-bodied hominin from the Late Pleistocene of Flores, Indonesia. Nature 431:1055-1061 (27 Oktober 2004).
- Morwood, M. J., et al. Archaeology and age of a new hominin from Flores in eastern Indonesia. Nature 431:1087-1091 (27 Oktober 2004).
- Kate Wong. The littlest human. 'Scientific American Februari 2005: 40-49
Bantahan terbaru terhadap Homo floresiensis
- Jacob, T., E. Indriati, R. P. Soejono, K. Hsü, D. W. Frayer, R. B. Eckhardt, A. J. Kuperavage, A. Thorne, and M. Henneberg. 2006. Pygmoid Australomelanesian Homo sapiens skeletal remains from Liang Bua, Flores: Population affinities and pathological abnormalities. PNAS USA 103: 13421–13426 (publikasi online sebelum cetak).
[sunting] Pranala luar
- Rilis pers dari University of New England, Australia.
- Pewartaan dalam News @ Nature (tidak termasuk tulisan ilmiah tersebut)
- Perkembangan Terakhir tentang Manusia Flores
- Manusia Liang Bua: "Homo Floresiensis" Bukan Spesies Baru