Jakarta
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
![]() Detail |
|
"Jaya Raya" ("Jaya dan Besar (Agung)") |
|
![]() |
|
Koordinat | 5°19'12" - 6°23'54" LS, 106°22'42" - 106°58'18" BT |
Dasar hukum | |
Tanggal penting | 22 Juni 1527 (hari jadi) |
Ibu kota | Jakarta |
Gubernur | Sutiyoso |
Luas | 740,28 km2 |
Penduduk | 8.792.000 (2004) |
Kepadatan | 16.667/km2 |
Kabupaten | 1 |
Kodya/Kota | 5 |
Kecamatan | 44 |
Kelurahan/Desa | 267 |
Suku | Betawi (10%), Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Minang, Suku Batak, Tionghoa (10%) |
Agama | Islam (83%), Protestan (6,2%), Katolik (5,7%), Buddha (3,5%), Hindu (1,2%)[1] |
Bahasa | Bahasa Indonesia, bahasa Betawi, bahasa Jawa, bahasa Sunda |
Zona waktu | WIB (UTC+7) |
Lagu Daerah | {{{lagu}}} |
Situs web resmi: www.jakarta.go.id |
|
(?) |
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Raya adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota Indonesia. Karena Jakarta merupakan sebuah kota yang amat besar dan sekaligus ibu kota Indonesia, maka kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut pulau Jawa. Koordinatnya adalah 6°11′ LS 106°50′ BT. Pada tahun 2004, luasnya adalah sekitar 740 km² dan penduduknya berjumlah 8.792.000 jiwa[2].
Daftar isi |
[sunting] Sejarah
- Lihat pula: Sejarah Batavia
Jakarta pertama kali dikenal sebagai pelabuhan di muara Sungai Ciliwung. Asal-usulnya bisa ditelusuri dari zaman Hindu pada abad ke-5. Orang Eropa pertama yang datang ke Jakarta adalah orang Portugis. Pada abad ke-16, para pendatang Portugis diberi izin mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
Asal-usul hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni adalah penaklukan Sunda Kelapa oleh Fatahillah pada tahun 1527 dan mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti "kemenangan".
Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16 dan pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menaklukan Jayakarta dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Dalam masa Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. Lihat Batavia.
Penjajahan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Jakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan pada 1949.
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan di Jakarta yang memakan korban banyak etnis Tionghoa. Gedung MPR/DPR diduduki oleh para mahasiswa yang menginginkan reformasi. Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. Lihat Kerusuhan Mei 1998.
[sunting] Budaya
Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta menarik pendatang dari seluruh Indonesia, apalagi melihat kurang meratanya pertumbuhan di pusat dan daerah menyebabkan arus urbanisasi yang besar. Urbanisasi inilah yang membawa berbagai budaya masuk ke Jakarta. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain Suku Betawi, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Tionghoa.
Budaya Betawi sebagai penduduk asli agak tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya Barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.
[sunting] Musik
Musik tradisional maupun modern di Jakarta menggambarkan perpaduan antarbudaya dan etnis. Pengaruh dari luar Indonesia berasal dari Belanda, Tiongkok, Portugis, Arab dan India.
Untuk musik tradisional di Jakarta, seperti tanjidor dan gambang kromong, terdapat pengaruh baik etnis dari luar Jakarta Sunda seperti penggunaan rebab dan terompet tradisional. Kemudian pengaruh asing seperti halnya Trombone dan Gitar dari Eropa dan beberapa irama musik tradisional Tionghoa.
[sunting] Tari
Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda dan Tionghoa seperti tariannya yang memiliki corak tari Jaipong dengan kostum penari khas pemain Opera Beijing. Namun Jakarta dapat dinamakan daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama juga muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamis.
[sunting] Cerita Rakyat
Cerita rakyat yang berkembang di Jakarta selain cerita rakyat yang sudah dikenal seperti Si Pitung juga dikenal cerita rakyat lain seperti serial Jagoan Tulen yang mengisahkan jawara-jawara Betawi baik dalam perjuangan maupun kehidupannya yang dikenal "keras". Selain mengisahkan jawara atau pendekar dunia persilatan, juga dikenal cerita Nyai Dasima yang menggambarkan kehidupan zaman kolonial.
[sunting] Senjata tradisional
Senjata khas Jakarta adalah badik yang bentuknya tipis memanjang.
[sunting] Lain-lain
Selain budaya Musik, Tari-tarian dan Cerita rakyat, Masyarakat Betawi juga mengenal seni lenong, topeng betawi dan kesenian Si Janthuk yang kini sudah dianggap langka.
[sunting] Demografi
|
*data 1 Januari 2006 berasal dari Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta |
Jumlah penduduk di Jakarta sekitar 7.512.323 (2006) namun pada siang hari, angka tersebut akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Jakarta Timur dengan 2.131.341 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa.
[sunting] Bahasa
Bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Selain itu Bahasa daerah juga digunakan oleh orang-orang yang berasal dari satu suku. Jakarta adalah tempat berbagai suku bertemu sehingga bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling sering dipakai untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang terkadang diambil dari bahasa lain. Beberapa contoh penggunaan bahasa ini adalah Please dong ah!, Cape deh!, dan So what gitu loh!. Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa bisnis terutama di perusahaan - perusahaan besar PMA ataupun multinasional.
[sunting] Agama
Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta sangat beragam, yaitu keenam agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu) tempat peribadatan agama-agama tersebut juga tersedia di Jakarta contohnya:
- Masjid Istiqlal
- Masjid Agung Al-Azhar
- Masjid At Tin
- Masjid Sunda Kelapa
- Gereja Katedral Jakarta
- Gereja Imanuel
- Pura Adhitya Jaya
- Vihara Dhammacakka Jaya
- Kelenteng Jin Tek Yin
Di Jakarta sebagai ibu kota Indonesia, tinggal segala macam suku bangsa dari seluruh Indonesia dan sejumlah di luar. Tetapi pemerintahan tidak mencatat suku bangsa atau penutur bahasa apakah warga Jakarta. Yang dicatat hanyalah agama para warga Jakarta. Menurut data pemerintahan, pembagian relatif adalah sebagai berikut pada tahun 2005 [3]:
- Islam 83 %
- Protestan 6,2 %
- Katolik 5,7 %
- Hindu 1,2 %
- Buddha 3,5 %
Jumlah umat Buddha di atas ini terlihat agak besar mungkin karena umat Kong Hu Cu juga ikut tercakup di dalamnya. Kemudian menurut data Robert Cribb[4] pada tahun 1980 jumlah penganut agama ini secara relatif adalah sebagai berikut:
- Islam 84,4 %
- Protestan 6,3 %
- Katolik 2,9 %
- Hindu dan Buddha 5,7 %
- "Tidak beragama" 0,3 %
Sementara itu menurutnya, pada tahun 1971 penganut agama Kong Hu Cu secara relatif adalah 1,7 %.
[sunting] Pemerintahan
DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota. DKI Jakarta ini dibagi kepada lima kota dan satu kabupaten, yaitu:
- Kota Jakarta Utara, memiliki kode pos 14xxx.
- Kota Jakarta Pusat, memiliki kode pos 10xxx.
- Kota Jakarta Barat, memiliki kode pos 11xxx.
- Kota Jakarta Timur, memiliki kode pos 13xxx.
- Kota Jakarta Selatan, memiliki kode pos 12xxx.
- Kabupaten Kepulauan Seribu
[sunting] Pendidikan
Pendidikan di DKI Jakarta tersedia dari playgroup sampai perguruan tinggi. Kualitas dari pendidikan pun juga sangat bervariasi dari gedung mewah ber-AC sampai yang gedungnya sudah akan rubuh khususnya di tingkat SD dan SMP.
Belakangan ini mulai muncul berbagai sekolah dengan kurikulum yang diserap dari negara lain seperti Singapura dan Australia. Sekolah lain dengan kurikulum Indonesia pun juga muncul dengan metode pengajaran yang berbeda. DKI Jakarta juga menjadi lokasi berbagai universitas terkemuka seperti :
- Universitas Indonesia (Fakultas Kedokteran, kampus Salemba)
- Universitas Negeri Jakarta (dahulu IKIP Jakarta)
- Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
- Universitas Trisakti
- Universitas Atma Jaya
- Universitas Pancasila
- Universitas Bina Nusantara
- Universitas Budi Luhur
- Universitas Kristen Krida Wacana
- Universitas Tarumanagara
- Universitas Bung Karno
- Universitas Mercu Buana
- Universitas Gunadarma
- Universitas Pelita Harapan
- President University
- Universitas Mercu Buana
- STIE IBII
- Universitas Yarsi
- STIE Perbanas
[sunting] Transportasi
[sunting] Dalam kota
Di DKI Jakarta, tersedia jaringan jalan raya dan jalan tol yang melayani seluruh kota, namun perkembangan jumlah mobil dengan jumlah jalan sangatlah timpang (5-10% dengan 4-5%).
Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Kawasan yang memiliki lebih dari empat titik simpang rawan macet adalah:
- Kawasan Ancol/Gunung Sahari
- Kawasan Jatibaru/Tanah Abang
- Kawasan Kalimalang
- Kawasan Mampang/Buncit
- Kawasan Pasar Minggu
- Kawasan Pondok Indah
- Kawasan Pulo Gadung
- Kawasan Tambora.
- Kawasan Roxi
- Kawasan Cengkareng
Selain oleh warga Jakarta, kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor yang bekerja di Jakarta. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan Rasuna Said, dan Jalan Gatot Subroto terutama pada jam-jam pulang kantor.
Pemda DKI telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal sebagai TransJakarta menggunakan bus dan halte yang berada di jalur khusus. Koridor Busway yang ada di Jakarta adalah
- Koridor I Blok M- Stasiun Kota
- Koridor II Pulogadung - Harmoni
- Koridor III Kalideres - Harmoni
- Koridor IV Pulogadung - Dukuh Atas
- Koridor V Kampung Melayu - Ancol
- Kordidor VI Ragunan - Kuningan
- Koridor VII Kampung Rambutan - Kampung Melayu
Selain itu, Pemda juga sedang membangun dua jalur monorel yairu Green Line dan Blue Line'. Pemerintah Daerah DKI Jakarta juga tengah mempersiapkan pembangunan subway yang dananya diperoleh dari pinjaman lunak negara Jepang. Pembangunan sarana transportasi bawah tanah ini akan dilaksanakan mulai tahun 2008. Untuk lintasan kereta api, pemerintah sedang menyiapkan double-double track pada jalur lintasan kereta api Manggarai-Cikarang. Selain itu juga, saat ini sedang direncanakan untuk membangun jalur kereta api dari Manggarai menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng. Semua pembangunan jalur kereta api ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2010.
[sunting] Trayek
Untuk ke kota-kota di Pulau Jawa, bisa dicapai dari Jakarta dengan jaringan jalan dan beberapa ruas jalan tol. Jalan tol terbaru adalah Jalan Tol Cipularang yang mempersingkat waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 1,5 jam. Selain itu juga tersedia layanan kereta api yang berangkat dari enam stasiun pemberangkatan di Jakarta. Untuk ke pulau Sumatera, tersedia ruas jalan tol Jakarta-Merak yang kemudian dilanjutkan dengan layanan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni. Untuk ke luar pulau dan luar negeri, Jakarta memiliki satu pelabuhan laut di Tanjung Priok dan dua bandar udara. Bandara yang terdapat di Jakarta adalah :
- Bandara Internasional Soekarno Hatta yang berfungsi sebagai pintu masuk utama ke Indonesia.
- Bandara Halim Perdanakusuma yang berfungsi untuk melayani penerbangan kenegaraan
[sunting] Kondisi dan sumber daya alam
Pada tahun 2004, untuk kesekian kalinya, Kota Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan kedua kota tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng (Jakpus) dan Kebayoran Baru (Jaksel).
Kawasan di DKI Jakarta yang identik dengan pepohonan adalah
- Kosambi (Schleichera oleosa), Jakarta Barat
- Menteng (Baccauera dulciss Muell), Jakarta Pusat
- Cempaka Putih (Michelia alba) Jakarta Pusat
- Karet (Ficus elastica), Jakarta Pusat
- Kemang (Mangifera caecea) Jakarta Selatan
- Kebayoran/Kebayuran (bayur=Pterospermum javanicum), Jakarta Selatan
- Kelapa Gading (Cocos capitata), Jakarta Utara
- Sunda Kelapa (Cocos nucifera), Jakarta Utara
- Kapuk (Ceiba petandra), Jakarta Utara
- Kayu Putih (Eucalyptus alba), Jakarta Timur
- Kebon Pala (Myristica fragrans), Jakarta Timur
Hingga kini eksistensi pohon telah menjadi identik dengan nama kawasan-kawasan itu. Namun, penebangan pohon kota memusnahkan pohon sebagai identitas karakter lanskap kawasan yang memakai nama-nama pohon tersebut.
[sunting] Pariwisata
Lihat pula: Museum-museum di Jakarta
DKI Jakarta juga memiliki berbagai objek pariwisata seperti :
- Kebun Binatang Ragunan
- Monumen Nasional
- Museum Gajah
- Taman Mini Indonesia Indah
- Taman Impian Jaya Ancol
- Museum Fatahillah
- Pulau Seribu
[sunting] Olah Raga
Sejak masa Presiden Soekarno hingga saat ini, Jakarta sering menjadi tempat penyelenggaraan even-even olah raga berskala internasional, diantaranya pernah menjadi tuan rumah Asian Games di tahun 1962, dan beberapa kali menjadi tuan rumah Pesta Olah Raga bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan Sea Games. Mayoritas masyarakat Jakarta gemar berolah raga, sepak bola merupakan cabang permainan yang banyak diminati masyarakat, disamping bulu tangkis, bola voli, dan bola basket. Jakarta memiliki beberapa klub sepak bola profesional. Diantaranya Persija Jakarta Pusat dan Persitara Jakarta Utara, yang saat ini ikut berlaga di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia.
Tempat-tempat olah raga di Jakarta antara lain :
- Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat
- Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan
- Stadion Tugu, Jakarta Utara
- Stadion Bea Cukai Rawa Mangun, Jakarta Timur
- GOR Soemantri Brodjonegoro Kuningan, Jakarta Selatan
- GOR Bulungan, Jakarta Selatan
- Gedung Basket Kelapa Gading, Jakarta Utara
- Gedung Senam Duren Sawit, Jakarta Timur
- Lapangan Golf Rawa Mangun, Jakarta Timur
- Lapangan Golf Ancol, Jakarta Utara
- Lapangan Golf Pondok Indah, Jakarta Selatan
- Pacuan Kuda Pulo Mas, Jakarta Timur
[sunting] Pusat perbelanjaan
- Lihat pula: Daftar pusat perbelanjaan di Jakarta
Pada program "Enjoy Jakarta", Pemda DKI mengembangkan pariwisata di pusat-pusat perbelanjaan (dikenal sebagai "mal" atau "plaza") yang terdapat di Jakarta. Di samping pusat pemerintahan dan perdagangan, pemerintah juga mencanangkan Jakarta sebagai kota wisata belanja, seperti halnya Singapura dan Tokyo. Saat ini Jakarta merupakan salah satu kota di Asia yang banyak memiliki pusat perbelanjaan. Beberapa pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi masyarakat antara lain; Mal Taman Anggrek, Mal Kelapa Gading, Mal Pondok Indah, Plaza Semanggi, Plaza Senayan, dan Plaza Indonesia. Di pusat-pusat perbelanjaan tersebut hadir berbagai waralaba internasional seperti Starbucks, Sogo Departement Store, jaringan restoran siap saji Mc Donalds, dan Hoka Hoka Bento. Selain itu, perusahaan-perusahaan waralaba nasional juga memenuhi ruang pusat-pusat perbelanjaan tersebut, seperti Es Teler 77 dan Bakmie Gajah Mada. Disamping pusat-pusat perbelanjaan mewah, Jakarta juga memiliki banyak pasar-pasar tradisional yang dikelola oleh P.D Pasar Jaya. Selain itu, terdapat pula hypermarket yang menjadi tren belanja kalangan menengah di Jakarta. Antara lain; Carrefour, Hypermart,Giant, dan Makro. Untuk lingkup lingkungan, juga tersedia pusat belanja kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau seperti Indomaret dan Alfamart.
[sunting] Permasalahan sosial
Posisi DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian negara, telah mendorong banyak orang dari luar Jakarta berbondong-bondong mencari rezeki di ibu kota Indonesia ini. Para pendatang tersebut, banyak yang tidak dibekali dengan keahlian atau keterampilan khusus, sehingga kehadiran mereka menimbulkan beberapa dampak sosial yang sangat sulit tertangani, seperti masalah pengangguran, kemiskinan dan kriminalitas.
[sunting] Jumlah pendatang di Jakarta (2002-2005)
|
Catatan: * perkiraan
Sumber: Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta
[sunting] Makanan
Jakarta merupakan kota internasional yang banyak menyajikan makanan khas dari seluruh dunia. Di wilayah-wilayah yang banyak didiami oleh para ekspatriat asing, seperti di daerah Menteng, Kemang, Pondok Indah, dan daerah pusat bisnis Jakarta, tidak sulit untuk menjumpai makanan-makanan khas asal Eropa, China, Jepang dan Korea. Makanan-makanan ini biasanya dijual dalam restoran-restoran mewah. Di Jakarta, dan sepeti kota-kota besar lainnya di Indonesia, Rumah Makan Padang yang paling banyak dijumpai, hampir di seluruh tempat di Jakarta, kita dengan mudah akan menemukan rumah makan yang manyajikan masakan asal Minang ini. Jakarta juga memiliki makanan khasnya, yang paling terkenal adalah Kerak Telor dan Soto Betawi.
[sunting] Lihat pula
[sunting] Catatan kaki
- ^ Sesuai data resmi Dinas Kependudukan Jakarta tahun 2005)
- ^ Menurut Dinas Kependudukan Provinsi DKI Jakarta jumlah resmi sesuai data-data kelurahan adalah 7.512.323 jiwa pada bulan Januari 2006
- ^ Data pemerintahan tidak ikut menghitung data kependudukan kecamatan Pesanggrahan dan Cilandak di Jakarta Selatan. Kedua kecamatan ini penduduknya adalah 300.000 jiwa atau sekitar 4 % penduduk Jakarta. Data ini tidak mencatat para penganut agama Kong Hu Cu
- ^ Data Robert Cribb dalam bukunya Historical Atlas of Indonesia (2000:47-51)
[sunting] Pranala luar
- (id) Situs resmi
- (id) Situs resmi pariwisata
- (id) Situs Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI
- (id)(en) Peta online Jakarta di CyberMap
Lihat panduan wisata Jakarta di Wikitravel
|
![]() |
---|---|
Jakarta Utara: Cilincing | Koja | Kelapa Gading | Tanjung Priok | Pademangan | Penjaringan Kepulauan Seribu: Kepulauan Seribu Selatan | Kepulauan Seribu Utara |
|
Lihat pula: Daftar kabupaten dan kota di Indonesia |
|
![]() |
---|---|
|