Islam Karimov

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Presiden Republik Uzbekistan Ke-1
Islom Abdug‘aniyevich Karimov Ислам Абдуганиевич Каримов

Masa jabatan 31 Agustus 1991 – Sekarang

Pendahulu	Tidak ada
Pengganti	Sedang Menjabat
Tanggal lahir	30 Januari 1938 Samarkand, Uzbek SSR, Uni Soviet
Partai politik	Self-Sacrifice National Democratic Party
Suami/istri	Tatyana Akbarovna Karimova

Islom Abdug‘aniyevich Karimov (juga ditransliterasi Islom Karimov) (bahasa Rusia: Ислам Абдуганиевич Каримов Islam Abduganiyevich Karimov) (lahir 30 Januari 1938 di Samarkand, Uzbek SSR, Uni Soviet) adalah Presiden Uzbekistan sejak 1991. Karimov lahir di Samarkand dan dibesarkan di panti asuhan negara Uni Soviet. Setelah belajar keahlian teknik dan ekonomi di Tashkent, ia menjadi pegawai negeri dalam Partai Komunis. Karimov mengangkat Ergash Shaismatov Wakil Perdana Menteri Uzbekistan.^[1]

[sunting] Kehidupan Politik

Ia mencapai kekuasaan sebagai Sekretaris pertama partai di Uzbekistan pada 1989. Pada 24 Maret 1990 Karimov menjadi Presiden Republik Sosialis Uzbek Soviet. Ia mendeklarasikan kemerdekaan Uzbekistan pada 31 Agustus 1991 dan memenangkan hak pilih pada 29 December di tahun itu dengan 86% suara. Pemilihan itu telah dikatakan tak wajar, dengan propaganda kilat dan manipulasi penghitungan suara, meski kandidat dan pemimpin oposisi Partai Erk (Kebebasan) , Muhammad Solih, memiliki kesempatan berpartisipasi. Segera setelah pemilihan, pengawasan politik yang keras memaksa pemimpin oposisi dalam pembuangan, ketika telah banyak menjatuhkan hukuman penjara dalam jangka panjang.

Islam Karimov

Pada 1995, Karimov memperpanjang masa pemerintahannya sampai 2000 setelah secara luas mencecar referendum dan ia diangkat kembali dengan 91.9% suara pada 9 Januari 2000. AS mengatakan bahwa pengangkatan ini "tak bebas dan tak wajar dan memberi pemilih suara Uzbekistan tidak bebas memilih" . Kandidat oposisi tunggal Abdulhasiz Dzhalalov mengaku bahwa ia hanya telah memasuki perlombaan politikrace untuk membuatnya terlihat menjadi kontes demokratik dan bahwa ia benar-benar telah melemparkan suaranya sendiri kepada Karimov. Pada 27 Januari 2002, Karimov memenangkan referendum lain memperpanjang masa kepresidenan dari 5 menjadi 7 tahun; masa pemerintahan sekarang Karimov, mestinya diakhiri pada 2005, kemudian diperpanjang parlemen, yang dijadwalkan pemilihan berikutnya pada Desember 2007.

Catatan Karimov pada hak-hak sipil dan kebebasan pers telah bertemu dengan kritik sungguh-sungguh pada komunitas internasional. Secara khusus, terang-terangan DuBes Inggris di Uzbekistan Craig Murray telah telah berkata pada rezim Karimov mendidihkan orang sampai mati, dan PBB telah menemukan siksaan "dilembagakan, sistematis, dan menjadi-jadi" dalam sistem peradilan Uzbekistan. Karimov tetap kawan karib dan setia sebagai sekutu George Walker Bush, yang mengundang tiada jalan mengkritik atau melawan pelanggaran HAM-nya yang kurang ajar.

[sunting] Kehidupan Keluarga

Karimov menikah; istrinya Tatyana Akbarovna Karimova ialah ekonom. Mereka memiliki 2 putri dan 3 cucu. Putri tertuanya Gulnara Karimova menjabat sebagai Penasihat KeduBes Uzbekistan di Rusia dan dipercaya untuk membangun kerajaan bisnis yang luas yang termasuk operator telepon nirkabel di Uzbekistan, kelab malam, and pabrik semen besar.

[sunting] Sikap Terhadap Islam

Islam Karimov

Karimov mengumumkan perang melawan 'terorisme'. Ia melawan gerakan Islam yang membenci Karimov, dan yang dipercaya bertanggung jawab pada pemboman yang terjadi pada akhir Juli 2004 (padahal disinyalir semua itu hanya rekayasa Karimov menghindari pemeriksaan internasional atas perlakuannya pada Muslimin Uzbekistan). Ia telah menghukum Tohir Yuldashev dan Juma Khodjiev (juga dikenal sebagai Juma Namangani), pemimpin Pergerakan Islam Uzbekistan (IMU), dihukum mati in absentia. Namangani disebutkan telah dibunuh di Afghanistan namun Yuldashev, yang dikatakan telah menggabungkan IMU ke dalam Pergerakan Islam Asia Tengah pada 2003 tetap bebas.

Di Uzbekistan, puluhan ribu Muslim dan Muslimah telah ditahan tanpa diadili, ribuan lainnya disiksa, dan ratusan telah dibunuh di luar pengadilan. Muslimahnya selalu terancam tindak pelecahan seksual selama interogasi. Mereka yang dipenjara melaporkan bahwa mereka menjadi sasaran pemukulan, kurungan di ruang bawah tanah dalam kondisi yang tak tertahankan untuk manusia, serta suntikan dengan darah terinveksi HIV karena mereka tetap sholat dan menolak memohon ampunan kepada Karimov.

Steve Crawshaw, Direktur Human Rights Watch London menyatakan,”Polisi di Uzbekistan menggunakan sengatan listrik, pukulan, dan perkosaan untuk memaksa pengakuan. Mereka membuat sesak nafas tahanan dengan tas plastik, menyiram dengan gas klor, atau mematikan ventilasi udara di sel bawah tanahnya. Mereka menggantung lelaki secara telanjang pada pergelangan tangan dan kaki. Dalam sebuah kasus tahun lalu (2003), dokter menemukan bahwa luka bakar pada tubuh seorang tahanan yang mati di tahanan ialah akibat dicelupkan ke dalam air mendidih. Tangannya tak lagi berkuku. Inilah gaya dari rezim Karimov.”

Pendahulu: Rafik Nishanov	Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uzbek SSR 1989 – 1991	Pengganti: partai dibubarkan
Pendahulu: Tidak Ada	Presiden Uzbekistan 1991 –Sekarang	Pengganti: Sedang Menjabat Menjabat