Bosnia-Herzegovina
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
|
|||||
Motto: — | |||||
Lagu kebangsaan: Intermeco | |||||
Ibu kota | Sarajevo 43°52′ LU 18°25′ BT |
||||
Kota terbesar | Sarajevo | ||||
Bahasa resmi | Bosnia, Serbia, Kroasia | ||||
Pemerintahan
Presiden
Perdana Menteri |
Republik federal Sulejman Tihić1 (Etnis Bosnia), Borislav Paravac (Etnis Serbia), Ivo Miro Jović (Etnis Kroasia) Adnan Terzić |
||||
Kemerdekaan - Diakui |
Dari Yugoslavia 5 April 1992 |
||||
Wilayah - Total - air (%) |
51.129 km² (126) dapat dihiraukan |
||||
Penduduk - perk. 2005 - sensus 1991 - Kepadatan |
4.025.476 (121) 4.354.911 78/km² (90) |
||||
PDB (PPP) - Total - Per kapita |
perk. 2005 US$21,4 miliar (106) US$5.504 (101) |
||||
Mata uang | Convertible Mark (BAM ) |
||||
Zona waktu - Musim panas (DST) |
(UTC+1) (UTC+2) |
||||
TLD | .ba | ||||
Kode telepon | +387 |
||||
1. Ketua Kepresidenan yang terdiri dari tiga anggota. |
Bosnia dan Herzegovina, juga dikenal sebagai Republik Bosnia dan Herzegovina, adalah sebuah negara di semenanjung Balkan di selatan Eropa seluas 51.129 km² (19.741 mil2) dengan jumlah sekitar empat juta penduduk. Negara Bosnia dikenal dalam bahasa resminya sebagai Bosna i Hercegovina dalam huruf Latin dan Босна и Херцеговина dalam huruf Sirilik; namun biasanya, dipendekkan menjadi Bosnia, BiH atau БиХ .
Negara ini didiami oleh tiga kelompok etnik yang utama: Bosnia, Serbia dan Kroasia. Warga Bosnia secara umum dikenali sebagai Bosnians dalam bahasa Inggris tanpa memandang bangsa mereka. Pemerintahan negara ini dilakukan secara terpencar dan negara Bosnia sebenarnya terdiri dari persekutuan dua buah wilayah yang utama, yaitu, Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska.
Dibatasi oleh Kroasia di utara, barat dan selatan, Serbia di timur, dan Montenegro di selatan, Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah negara yang dikelilingi oleh daratan kecuali pesisir pantai Laut Adriatik yang sepanjang 20 km yang berpusat di kota Neum. Pedalaman negara ini penuh dengan pegunungan dan juga sungai yang kebanyakan tidak bisa ditempuh. Ibukota yang sekaligus kota terbesar ialah Sarajevo.
Daftar isi |
[sunting] Pembagian administratif
Bosnia-Herzegovina dibagi menjadi Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Distrik Brčko bukan bagian kedua entitas politik ini, tetapi diperintah secara supranasional dan dijaga oleh tentara internasional.
Federasi Bosnia-Herzegovina dibagi menjadi 10 kanton:
- Kanton Una-Sana
- Kanton Posavina
- Kanton Tuzla
- Kanton Zenica-Doboj
- Kanton Podrinje Bosnia
- Kanton Bosnia Tengah
- Kanton Herzegovina-Neretva
- Kanton Herzegovina Barat
- Kanton Sarajevo
- Kanton Bosnia Barat
[sunting] Sejarah
[sunting] Sejarah awal
Bosnia-Herzegovina merupakan sebuah wilayah perbatasan antara Kebudayaan Barat dan Timur. Pada Abad Pertengahan, wilayah tersebut menjadi ajang pertikaian dan perebutan pengaruh antara Romawi Barat yang Katolik dan Romawi Timur yang Ortodoks. Di tengah-tengah pergulatan tersebut, ikut pula sebuah kelompok bid'ah Kristen yang disebut Bogomil. Sekte ini terutama beranggotakan masyarakat kelas atas Bosnia.
Kekuatan ketiga yang berpengaruh dalam sejarah negeri itu muncul pada akhir abad ke-13, ketika wilayah tersebut ditaklukkan oleh Turki Usmani yang beragama Islam. Pengikut Bogomil berbondong-bondong pindah ke agama Islam sehingga agama tersebut lenyap. Perpindahan agama tersebut kebanyakan terjadi karena dorongan ekonomi, di mana apabila mereka memeluk Islam maka mereka tidak akan dibebani jizyah yang diterapkan terhadap penduduk non-Muslim.
Dalam perkembangannya, kaum Muslim Bosnia mendapatkan status sama dengan orang Turki asli. Mereka menjadi tangan kanan orang Turki untuk memerintah penduduk Bosnia yang tetap memeluk agama leluhurnya. Oleh karena itu mereka menjadi pembela fanatik Kesultanan Usmani untuk menjaga hak-hak istimewa mereka.
Masuknya pemikiran nasionalisme membawa perubahan besar dan tajam di Bosnia. Apabila sebelumnya secara umum penduduk wilayah itu disebut orang Bosnia dan hanya dibedakan menurut agamanya, kini mereka mengidentifikasikan diri dengan tetangganya. Orang Bosnia yang menganut Kristen Ortodoks mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Serbia sementara penganut Katolik menjadi orang Kroasia.
Ketika Turki melemah, negara-negara jajahannya di Balkan memerdekakan diri. Salah satu di antaranya adalah Serbia. Negara yang baru merdeka ini berusaha menggabungkan Bosnia namun ambisinya digagalkan oleh Kekaisaran Austria-Hongaria, yang mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1908. Hal tersebut kemudian mendorong kaum nasionalis Serbia membunuh putera mahkota kekaisaran tersebut di Sarajevo pada tahun 1914, yang kemudian menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.
Setelah PD I usai, Bosnia-Herzegovina, bersama-sama dengan Kroasia, Slovenia, dan Vojvodina, diserahkan oleh Austria kepada Kerajaan Serbia-Montenegro. Dari penggabungan ini muncullah Kerajaan Yugoslavia (Slavia Selatan).
Akan tetapi perpecahan segera melanda negeri itu akibat pertentangan dua etnis utamanya. Orang Serbia berusaha membangun negara kesatuan sementara orang Kroasia menginginkan federasi yang longgar. Kaum Muslim Bosnia terjebak dalam pertikaian tersebut karena kedua pihak memperebutkan wilayah tersebut. Beberapa kaum Muslim mendukung klaim Serbia dan menyebut dirinya sebagai Muslim Serbia. Namun lebih banyak lagi yang pro -Kroasia dan menyebut dirinya sebagai orang Muslim Kroasia. Pertentangan tersebut kemudian meledak menjadi kekerasan setelah Jerman Nazi menguasai Yugoslavia tahun 1941.
[sunting] Negeri yang terkoyak
Setelah menaklukkan Yugoslavia, Hitler menggabungkan bekas propinsi Kroasia, Bosnia, dan Herzegovina ke dalam negara boneka yang disebut sebagai Negara Kroasia Merdeka (lebih dikenal dengan inisial Kroasianya, NDH). Negara tersebut dipimpin oleh Ante Pavelic, pemimpin organisasi nasionalis ekstrim Kroasia, Ustasa (pemberontak). Rezim NDH ini berusaha membersihkan wilayahnya dari orang Serbia, Yahudi, dan Gipsi.
Oleh karena besarnya jumlah penduduk Serbia di NDH, kaum Ustasa bersekutu dengan kaum Muslim guna mengimbanginya. Banyak orang Muslim yang bergabung dengan rezim tersebut, di mana bahkan wakil presiden dan menlu NDH adalah tokoh-tokoh Muslim.
Kaum Muslim juga bergabung dengan Jerman dalam memerangi gerilyawan, baik Chetnik maupun Partisan. Dua divisi SS (Schutzstaffel, pengawal elit Hitler yang ditakuti) dibentuk dari kalangan kaum Muslim Bosnia, yaitu Divisi 'Handzar' dan 'Kama'.
Banyak orang Serbia yang selamat bergabung dengan gerilyawan Chetnik yang pro-raja dan kemudian melancarkan pembantaian balasan terhadap orang Kroasia dan Muslim. Konflik etnis berdarah ini memberikan keuntungan bagi kelompok Partisan pimpinan Tito. Oleh karena berhaluan komunis yang tidak membeda-bedakan latar belakang etnis dan agama, kelompok ini menarik pendukung dari berbagai latar belakang yang tidak menyukai pertumpahan darah di antara sesama warga Yugoslavia. Dengan demikian, kaum Partisan berhasil merebut kekuasaan di seluruh Yugoslavia setelah usainya perang.
[sunting] Zaman Tito
Setelah meraih kekuasaan atas Yugoslavia, Josip Broz Tito berusaha membangun kembali persaudaran negeri itu di bawah bendera komunisme. Dalam upayanya untuk mengatasi perselisihan antar kelompok etnis dan agama, dia membentuk negeri itu menurut sistem federal yang ditarik berdasarkan etnisitas.
Bosnia, yang karena memiliki penduduk yang plural, merupakan ujian berat bagi Tito. Orang Serbia menuntut penggabungan wilayah tersebut karena penduduk Serbia yang hampir mencapai setengah dari total penduduk di sana pada masa itu. Akan tetapi Tito menolaknya. Dia tidak ingin membuat Serbia menjadi kuat seperti sebelumnya. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk memecah belah orang Serbia. Wilayah Serbia diperkecil dengan membentuk dua republik federal (yaitu Montenegro dan Makedonia) serta dua provinsi otonom (Vojvodina dan Kosovo). Tito, sebagai seorang Kroasia-Bosnia, memutuskan bahwa wilayah Bosnia-Herzegovina harus menjadi sebuah republik federal. Dengan demikian, orang Serbia dapat diimbangi oleh gabungan Muslim-Kroasia di wilayah tersebut.
Dalam menghadapi ketidakpuasan atas keputusan tersebut, rezim Tito memakai tangan besi untuk menghadapinya. Cara tersebut memang efektif tapi hanya untuk sementara waktu. Ketika Tito meninggal, pertikaian antar etnik dan agama kembali meletus di Yugoslavia, yang kemudian meruntuhkan negara tersebut.
[sunting] Kemerdekaan Bosnia-Herzegovina
Yugoslavia terpecah-belah pada tahun 1991 setelah runtuhnya rezim-rezim Komunis di Eropa Timur. Mengikuti contoh Kroasia dan Slovenia, pada bulan Maret 1992 Bosnia-Herzegovina menyatakan kemerdekaannya melalui referendum yang diikuti oleh masyarakat Muslim dan Kroasia Bosnia. Hal tersebut ditentang oleh penduduk Serbia yang ingin menguasai seluruh wilayah eks Yugoslavia.
Di bawah pimpinan Karadzic, orang Serbia Bosnia memproklamasikan Republik Srpska. Dengan bantuan pasukan federal pimpinan Jenderal Mladic, orang Serbia Bosnia berhasil menguasai 70 persen wilayah negeri itu. Dalam konflik ini, Serbia yang mayoritas berusaha melenyapkan etnis bosnia dan kroasia. Terjadilah pembataian terbesar dalam sejarah yang jumlah korbannya hanya kalah oleh Perang Dunia. Pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan olah Kaum Serbia kemudian menyebabkan pemimpin-pemimpin Serbia dituduh sebagai penjahat perang oleh PBB.
Akhirnya, setelah perang berdarah yang berlarut-larut, perdamaian di antara ketiga kelompok tersebut berhasil dipaksakan oleh NATO. Sesuai dengan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia-Hercegovina ditegakkan namun negara tersebut dibagi dalam dua bagian: 51% wilayah gabungan Muslim-Kroasia dan 49% Serbia.
Kini negeri tersebut mulai menghirup perdamaian dan ketiga belah pihak berusaha membangun saling percaya. Akan tetapi memang perlu waktu lama untuk menghapuskan permusuhan berabad-abad itu. Salah satu hal yang diusahakan untuk membanngun saling percaya tersebut adalah mengadili para penjahat perang. Sayangnya, dua tokoh utamanya, yaitu Radovan Karadzic dan Ratko Mladic, belum tertangkap.
[sunting] Galeri
Sarajevo - Baščaršija |
Perpustakaan Negeri di Sarajevo |
[sunting] Lihat pula
[sunting] Referensi
- Ronald H. Bailey, Partisans and Guerillas. Time Life: 1978
- Noel Malcolm, Bosnia: A Short History. New York University Press: 1996
- Robert Lee Wolff, The Balkans in Our Time. Norton: 1978.
[sunting] Pranala luar
Lihat panduan wisata Bosnia-Herzegovina di Wikitravel
- (en) Bosnia and Herzegovina online
- (en) Situs Kementerian Luar Negeri
- (en) Situs Kedubes Bosnia-Herzegovina di Washington, DC
- (en) Misi OSCE di Bosnia-Herzegovina
- (en) United Human Rights Council - Bosnia-Herzegovina
- (en) Bosnian Institute
- (en) Bosnia News
Negara-negara di Eropa |
---|
Albania | Andorra | Armenia | Austria | Azerbaijan | Belanda | Belarus | Belgia | Bosnia-Herzegovina | Britania Raya | Bulgaria | Ceko | Denmark | Estonia | Finlandia | Georgia | Hongaria | Irlandia | Islandia | Italia | Jerman | Kroasia | Latvia | Liechtenstein | Lituania | Luxemburg | Makedonia | Malta | Moldavia | Monako | Montenegro | Norwegia | Perancis | Polandia | Portugal | Rumania | Rusia | San Marino | Serbia | Siprus | Slovenia | Slowakia | Spanyol | Swedia | Swiss | Turki | Ukraina | Vatikan | Yunani |
Dependensi: Akrotiri dan Dhekelia | Kepulauan Faroe | Gibraltar | Guernsey | Jan Mayen | Jersey | Pulau Man | Svalbard |